Listrik Indonesia | Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan komitmennya menjaga ketahanan energi nasional dengan memastikan pasokan energi primer ke pembangkit listrik dalam kondisi aman dan terkendali. Pasokan batu bara, gas bumi, gas alam cair, BBM hingga biomassa dipantau secara ketat agar sistem kelistrikan tetap andal di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menyampaikan bahwa ketersediaan energi primer yang terjamin merupakan fondasi penting bagi keandalan listrik, sekaligus mendukung aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
“Stok batu bara pembangkit saat ini sangat aman, dengan rata-rata hari operasi (HOP) mencapai 29,9 hari,” ujar Rakhmad.
Ia menjelaskan, HOP pembangkit di Regional Jamali (Jawa, Madura, Bali) mencapai 29,9 hari, Regional Sumkal (Sumatera, Kalimantan) 30,6 hari, dan Regional Sulmapana (Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara) bahkan mencapai 33,3 hari.
Sementara itu, pasokan BBM untuk pembangkit tercatat pada HOP rata-rata 11,3 hari. Distribusi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) juga berjalan sesuai jadwal, sehingga seluruh sistem pembangkitan tetap beroperasi tanpa hambatan.
Untuk menjaga stabilitas tersebut, PLN EPI menjalin koordinasi intensif dengan subholding pembangkitan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power. Sinergi ini bertujuan memastikan operasional pembangkit berlangsung optimal di semua wilayah.
“Menjaga energi primer bukan sekadar memastikan suplai, tetapi juga wujud tanggung jawab PLN EPI dalam menopang ketahanan energi nasional. Keandalan listrik yang tercipta merupakan simbol kedaulatan dan kemajuan bangsa,” tutur Rakhmad.
Dengan kesiapan pasokan energi primer, PLN EPI menegaskan perannya sebagai garda depan dalam menjamin listrik terus mengalir untuk masyarakat, mendukung produktivitas industri, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh penjuru negeri.
