Listrik Indonesia | Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menegaskan komitmen memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global dalam industri aluminium hijau. Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, menyebutkan bahwa keberhasilan mempertahankan produksi ramah lingkungan sangat bergantung pada ketersediaan pasokan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Menurutnya, fasilitas pengolahan dan pemurnian aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, kini mampu berproduksi hingga 275 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut melampaui desain awal pabrik yang diproyeksikan hanya 250 ribu ton. “Kami ingin tumbuh lebih besar dan memberi manfaat luas bagi masyarakat Sumatera Utara. Untuk itu, energi hijau menjadi kunci keberlanjutan industri ini,” ujar Melati dalam LPS Financial Festival Medan.
Melati menambahkan, keberadaan produk aluminium hijau dari Indonesia merupakan nilai tambah yang jarang dimiliki negara lain. Agar status itu berlanjut, Inalum mendorong pemanfaatan potensi energi bersih di Sumut, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hingga panas bumi (geothermal).
“Kami sudah memiliki green product dan predikat sustainable producer. Dengan dukungan pemerintah, harapannya ada sumber energi terbarukan baru yang bisa masuk ke Kuala Tanjung. Itu penting agar aluminium hijau Indonesia tetap terjaga,” tuturnya.
Selain menjaga daya saing di pasar global, langkah Inalum ini dipandang strategis bagi agenda transisi energi nasional. Sumatera Utara sendiri memiliki sejumlah potensi EBT yang dapat dioptimalkan untuk menopang industri sekaligus memperkuat ketahanan energi daerah.
