Listrik Indonesia | Anggota Komisi XII DPR RI, Gulam Mohamad Sharon, menyoroti masih adanya ketimpangan akses listrik di wilayah perbatasan Indonesia, khususnya di Badau, Antiko, dan Ketungau, Kalimantan Barat. Menurutnya, kondisi tersebut sangat kontras dengan Malaysia yang justru memiliki kelebihan pasokan listrik.
“Saya kemarin ketemu teman di Malaysia, mereka kelebihan listrik. Tapi mirisnya, daerah perbatasan kita justru kesulitan mendapatkan listrik,” ujar Sharon saat rapat Komisi XII DPR RI bersama PLN di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8).
Sharon mencontohkan, masih ada desa di daerah pemilihannya yang hanya memperoleh listrik selama tiga jam per hari, yakni pada pukul 18.00–21.00 WIB. Ia menilai keterbatasan ini menyulitkan masyarakat, terutama pelajar, dalam mengakses pendidikan maupun internet.
“Bagaimana masyarakat mau pintar kalau listrik hanya tiga jam sehari? Anak-anak juga sulit belajar dan mengakses internet,” tegas Politisi Fraksi Partai Nasdem itu.
Terkait kondisi ini, Sharon mendorong agar PLN tidak bekerja sendiri dalam melakukan pembahasan dengan pihak Malaysia terkait potensi pasokan listrik perbatasan. Menurutnya, keterlibatan sektor swasta bisa menjadi alternatif solusi.
“Kalau PLN kesulitan, melibatkan pihak swasta bisa jadi solusi. Malaysia terang benderang, sementara Indonesia yang hanya berjarak 1–2 kilometer justru gelap,” tambahnya.
Selain itu, Sharon juga meminta Pertamina agar lebih fleksibel dalam mendukung upaya pemerataan energi nasional, meski tetap memperhatikan aspek hukum dalam setiap langkahnya.
“Kita wajib mendukung program Presiden tentang kemandirian energi. Tapi jangan sampai fleksibilitas justru menimbulkan masalah hukum di kemudian hari,” jelasnya.
Sebagai penutup, Sharon menegaskan bahwa Komisi XII DPR RI akan terus mendukung agenda pemerintah dalam memperluas pemerataan akses energi di seluruh wilayah, termasuk kawasan perbatasan. Ia berharap persoalan listrik di daerah perbatasan dapat segera teratasi sehingga masyarakat di wilayah tersebut memperoleh manfaat pembangunan secara merata.
