Produksi PT Freeport Indonesia Turun Menjadi 60%, Berikut Penjelasannya

Jumat, 14 Februari 2025 | 18:28:44 WIB
Tambang Freeport Indonesia

Listrik Indonesia | Produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) saat ini hanya mencapai 60% dari kapasitas penuh. Penurunan kapasitas ini dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno. Penyebab utamanya adalah insiden kebakaran yang terjadi di Smelter PTFI, Gresik, pada Oktober 2024.

“Stockpile-nya sudah penuh, otomatis produksinya turun. Sekarang sudah 60%,” ujar Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/2/2025).

Dalam industri pertambangan, istilah stockpile merujuk pada lokasi penyimpanan sementara material tambang sebelum distribusi lebih lanjut. Penuhnya kapasitas stockpile menjadi salah satu faktor utama penurunan produksi. Selain itu, proses perawatan (maintenance) di tambang bawah tanah (underground) PTFI juga turut memengaruhi.

“Tambang underground kemarin sempat maintenance, jadi produksinya turun,” tambah Tri.

Kendala Relaksasi Izin Ekspor

PTFI juga telah melaporkan kondisi penuhnya stockpile dan kegiatan maintenance tersebut kepada Kementerian ESDM. Situasi ini diperburuk oleh belum adanya izin relaksasi ekspor konsentrat tembaga. Hingga saat ini, PTFI hanya diizinkan mengekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa permohonan relaksasi ekspor PTFI memerlukan pembahasan melalui rapat koordinasi (Rakor) atau rapat terbatas (Ratas) yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Keputusan izin relaksasi ekspor harus melalui Rakor dan Ratas,” ungkap Yuliot.

Langkah Evaluasi dan Koordinasi

Produksi yang terus berjalan di tengah keterbatasan kapasitas pengolahan smelter menjadi perhatian utama pemerintah. Kemenko Perekonomian telah mengarahkan Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan untuk mengevaluasi situasi ini. Hal ini bertujuan untuk mempertimbangkan kemungkinan pemberian izin ekspor konsentrat tembaga oleh PTFI.

“Kondisi ini sedang dievaluasi agar dimungkinkan adanya relaksasi ekspor konsentrat yang sudah diproduksi PTFI,” tutup Yuliot.

Dengan langkah-langkah evaluasi dan koordinasi yang dilakukan pemerintah, diharapkan solusi segera ditemukan untuk mengatasi permasalahan operasional yang dihadapi oleh PTFI.(KDR)

Tags

Terkini

BILLIARDS TOURNAMENT LISTRIKINDONESIA 2025

Kamis, 06 November 2025 | 18:58:58 WIB

Prabowo Resmikan Kompleks Petrokimia Terbesar di ASEAN

Kamis, 06 November 2025 | 15:58:13 WIB

Melanjutkan Cita dan Cinta Sang Technopreneur Legendaris

Kamis, 06 November 2025 | 14:12:17 WIB