Listrik Indonesia | Lampung kembali menjadi sorotan dalam peta investasi energi bersih nasional. Perusahaan energi terbarukan asal Malaysia, Cita Global, menyatakan minat kuatnya untuk membangun fasilitas waste to energy yang mengolah sampah dan limbah pertanian menjadi energi listrik (PLTSa) di provinsi tersebut.
Keseriusan investor Negeri Jiran ini terungkap dalam pertemuan resmi antara Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan jajaran pimpinan Cita Global, yang berlangsung di ruang kerja gubernur, Rabu (16/4).
Dalam pertemuan itu, Gubernur Rahmat menyampaikan bahwa proyek ini sejalan dengan arah kebijakan energi daerah yang mendorong pemanfaatan sumber energi bersih dan terbarukan. “Kami menyambut baik rencana Cita Global. Ini bukan hanya soal investasi, tetapi langkah konkret dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ujar Rahmat.
Teknologi waste to energy yang akan digunakan memanfaatkan potensi limbah pertanian dan sampah domestik untuk dikonversi menjadi energi listrik. Solusi ini dinilai relevan dengan kondisi Lampung sebagai salah satu lumbung pertanian nasional, yang juga menghadapi tantangan pengelolaan sampah di wilayah perkotaan.
Cita Global dalam kesempatan yang sama menyerahkan Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani langsung dewan direksi perusahaan di Kuala Lumpur. LoI tersebut menjadi bukti komitmen serius perusahaan dalam melanjutkan tahapan selanjutnya, yakni studi kelayakan teknis dan ekonomi bersama Pemerintah Provinsi Lampung.
Pihak Cita Global menyebut, proyek ini akan mengedepankan efisiensi energi, pengurangan emisi, serta peluang kerja bagi masyarakat lokal. “Kami melihat Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi model pengembangan energi dari limbah di Indonesia,” ungkapnya.
Langkah awal proyek ini ditargetkan mulai dalam waktu dekat, dengan menjadikan studi kelayakan sebagai dasar utama penentuan skema teknologi dan pembiayaan.
Jika berjalan sesuai rencana, inisiatif ini akan menjadi salah satu proyek strategis di bidang energi terbarukan yang tidak hanya memperkuat bauran energi nasional, tetapi juga mempercepat transformasi Lampung menuju provinsi hijau dan berkelanjutan.