Empat PLTSa Siap Dibangun di Jakarta

Rabu, 23 Juli 2025 | 15:37:06 WIB
Gubernur DKJ, Pramono Anung

Listrik Indonesia | Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah progresif dalam mengatasi persoalan sampah yang selama ini menjadi tantangan utama ibu kota. Di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, Pemprov DKI akan membangun empat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai bagian dari strategi besar menjadikan Jakarta sebagai kota hijau dan rendah emisi. 

Langkah ini diumumkan langsung oleh Pramono saat menghadiri acara Urban Climate Action Programme (UCAP) – Climate Action Implementation (CAI) Regional Convening 2025 di Jakarta, Rabu (23/7). Menurutnya, pengelolaan sampah bukan lagi sekadar urusan kebersihan kota, melainkan telah menjadi bagian dari solusi transisi energi bersih dan berkelanjutan. 

“Sampah bukan lagi masalah, tapi aset. Dengan teknologi yang tepat, kita bisa ubah potensi yang selama ini terbengkalai menjadi sumber energi,” ujar Pramono di Hotel Ayana Midplaza. 

Jakarta, yang setiap harinya menghasilkan lebih dari 7.700 ton sampah, disebut memiliki “modal” besar untuk mendukung pengembangan energi dari sampah. Data menyebutkan cadangan sampah di TPST Bantar Gebang kini telah mencapai sekitar 55 juta ton, menjadi potensi bahan bakar untuk PLTSa dalam jangka panjang. 

Gubernur Pramono menyampaikan bahwa rencana pembangunan empat PLTSa tersebut telah mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat. Dukungan Presiden Prabowo Subianto menjadi faktor penting dalam mendorong percepatan realisasi proyek ini. 

“Alhamdulillah, Presiden mendukung penuh. Energi dari sampah kini menjadi salah satu alternatif utama bagi masa depan Jakarta,” kata Pramono. 

Lebih dari sekadar solusi sampah, pembangunan PLTSa ini menjadi bagian dari visi besar transformasi Jakarta sebagai kota berkelanjutan. Pemprov juga tengah menyusun penerapan regulasi *Jakarta Green Building*, yang menargetkan efisiensi energi dan air secara menyeluruh pada tahun 2030. 

Dalam regulasi tersebut, seluruh bangunan baru diwajibkan menerapkan efisiensi 100 persen dalam konsumsi energi dan air. Sementara bangunan yang sudah ada ditargetkan untuk direvitalisasi dengan capaian efisiensi minimal 50 persen. 

“Kita ingin Jakarta tak hanya maju secara fisik, tapi juga ramah lingkungan. Ini bukan pilihan, melainkan keharusan,” tegas Pramono. 

Dengan proyek PLTSa dan regulasi bangunan hijau sebagai dua pilar utama, Jakarta kini bergerak cepat menuju kota masa depan yang tidak hanya layak huni, tetapi juga tangguh terhadap perubahan iklim. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi ibu kota sebagai model kota urban modern di kawasan Asia Tenggara yang berani memimpin dalam agenda hijau.

Tags

Terkini