Listrik Indonesia | Pemerintah berencana mempercepat pensiun dini 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bagian dari upaya menekan emisi karbon dan memenuhi komitmen iklim global. Kebijakan ini dipandang membawa tantangan bagi ketahanan energi nasional sekaligus memberi ruang lebih besar bagi sektor swasta untuk berperan.
Direktur Utama PT Datong Jaya Indonesia, Andy Wan Ping, menyampaikan komitmennya untuk mendukung transisi energi dengan menghadirkan solusi terintegrasi.
“We are continuously evaluate and adopt more cost-effective new technologies for coal power plants. Make the coal power plant more efficient, reducing the coal consumption while maintain the electricity supply,” jelasnya dalam Majalah Listrik Indonesia Edisi 108, dikutip Selasa (30/09/2025).
Datong saat ini tengah mengembangkan teknologi co-firing biomassa, coal switching, serta peningkatan efisiensi pembangkit batubara. Upaya ini dilakukan untuk menekan konsumsi batu bara sekaligus menjaga keandalan pasokan listrik.
Ke depan, perusahaan menargetkan menjadi pemimpin dalam pengembangan pembangkit batubara yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan pengalaman Tiongkok. Selain itu, Datong menyiapkan digitalisasi operasional, termasuk pemeliharaan prediktif dan manajemen energi pintar. Kolaborasi dengan pemerintah, PLN, komunitas, serta mitra internasional juga menjadi bagian dari strategi perusahaan.
Andy menilai langkah percepatan pensiun dini PLTU sebagai kebijakan yang tepat.
“We believe this is a very courageous and right-direction policy that clearly demonstrates Indonesia’s determination to fulfill its climate commitments. Successful implementation will bring significant environmental and social benefits,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan model pembiayaan yang layak, ketersediaan pasokan energi baru, serta jaminan transisi berkeadilan bagi pekerja dan komunitas sekitar.
“Indonesia’s private power sector is generally open and progressive. Many local and international companies are eager and ready to invest in new technologies and green projects. However, the sector’s openness and progressiveness are ultimately defined by the regulatory framework and market structure,” tutupnya.