PLN Perluas Kolaborasi untuk Memperkuat Ketahanan Energi

Jumat, 21 November 2025 | 09:29:06 WIB
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (Kiri) BersamaKepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari

Listrik Indonesia | Jakarta, 20 November 2025 – PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya memperluas kerja sama lintas sektor guna memperkuat ketahanan energi sekaligus mendukung kedaulatan nasional. Upaya ini sejalan dengan agenda transisi energi yang terus digulirkan pemerintah dan kebutuhan pemerataan akses listrik sebagai fondasi pembangunan nasional. 

Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menekankan bahwa keberhasilan memperkuat ketahanan energi nasional bertumpu pada pemerataan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, potensi energi yang tersebar di berbagai daerah merupakan kekuatan besar untuk mendorong percepatan pembangunan kelistrikan. 

“Sumber energi kita tersebar hingga ke pulau-pulau kecil. Ini menjadi modal kuat bagi bangsa. Namun, masih ada wilayah penghasil energi yang belum menikmati listrik secara optimal. Melalui RUPTL, percepatan perbaikan ini dapat dilakukan,” ujar Qodari. 

Ia menambahkan bahwa energi merupakan faktor penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Tanpa sistem kelistrikan yang andal dan merata, target tersebut sulit dicapai. 

Qodari juga menjelaskan sejumlah program yang tengah dikawal bersama Kementerian ESDM, seperti pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pembangunan PLTS terpadu di desa dan sekolah di wilayah 3T terutama Maluku dan Papua, serta percepatan pembangkit listrik tenaga sampah. Seluruh inisiatif ini ditujukan untuk mewujudkan energi berkeadilan dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa keberhasilan transisi energi membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. Sinergi pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci pemanfaatan energi bersih secara optimal. 

“Kami menyediakan energi terjangkau untuk menciptakan keberlanjutan jangka panjang, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pada saat yang sama, kami menurunkan emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata Darmawan. 

Ia menegaskan bahwa transisi energi bukan sekadar membangun pembangkit baru, tetapi juga strategi mengurangi ketergantungan pada energi berbasis impor dengan memaksimalkan sumber daya domestik. Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita pemerintah. 

“Dengan RUPTL paling hijau, komitmen terhadap penurunan emisi kami wujudkan melalui energi yang terjangkau dan rendah emisi,” ujarnya.

Tags

Terkini