DESK DIY - Pada peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang ke-78, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar sebuah acara istimewa dengan membagikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 2.500 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Banten.
Tanggal 28 September memiliki makna yang sangat istimewa bagi Kementerian ESDM. Sebab, hari ini tidak hanya menjadi momen bersejarah untuk peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi, tetapi juga merupakan ulang tahun kementerian yang bertanggung jawab atas sektor ini.
Havidh Nazif, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, mengungkapkan kegembiraannya dalam peresmian program BPBL yang diadakan di Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten, pada hari Kamis, 28 September.
Listrik, Kebutuhan Dasar yang Harus Tersedia
Havidh menyoroti fakta mengejutkan bahwa di lingkungan perkotaan pun masih ada rumah tangga yang belum memiliki akses listrik yang memadai. Ini menciptakan situasi di mana beberapa orang terpaksa mengandalkan tetangganya untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Padahal, seperti yang diungkapkan Havidh, listrik saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Program BPBL bertujuan untuk mengatasi masalah ini dan memberikan kontrol yang lebih besar kepada rumah tangga yang menerima bantuan, karena mereka dapat mengelola penggunaan listrik mereka sendiri melalui token.
Dalam upaya meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai langkah, termasuk program BPBL ini. Hingga Juni 2023, RE telah mencapai 99,70%, yang mengukur persentase rumah tangga yang telah mendapatkan akses listrik.
Anggota Komisi VII DPR-RI, Zulfikar Hamonangan, menggarisbawahi pentingnya Program BPBL ini bagi masyarakat. Program ini dijalankan secara gratis dengan anggaran yang berasal dari APBN, dan Zulfikar menyatakan dukungan penuh dari pihaknya terhadap program tersebut.
Zulfikar juga mencatat bahwa masih ada 47 desa di Indonesia yang belum tersentuh oleh listrik, dengan lebih dari 1,2 juta rumah tangga yang terdampak. Akses yang sulit menjadi salah satu kendala utama dalam mencapai pemerataan listrik di seluruh negeri, dan PLN sedang berusaha mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini.
General Manager PT PLN (Persero) UID Banten, Abdul Mukhlis, menjelaskan bahwa PLN bertanggung jawab atas pengadaan dan pemasangan BPBL di wilayah Banten dengan target 2.500 rumah tangga. Dia menyatakan optimisme PLN untuk menyelesaikan target ini secepat mungkin, dengan hampir mencapai 100% dari sasaran yang telah ditetapkan pemerintah.
Asisten Daerah 1 Kota Tangerang, Deni Koswara, mengungkapkan kejutannya atas kenyataan bahwa masih ada warganya di wilayah perkotaan yang belum memiliki akses listrik. Ini menggarisbawahi pentingnya program BPBL dan memberikan data berharga bagi pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini.
Suci Lestari, salah satu warga yang menerima manfaat di Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, berbagi rasa terima kasihnya terhadap perhatian pemerintah. Wanita yang berprofesi sebagai pembuat sablon pakaian ini merasa bersyukur karena sekarang tidak lagi tergantung pada tetangganya untuk listrik, yang sebelumnya seringkali memerlukan pembayaran yang tinggi.
Penerima manfaat BPBL lainnya, Muanih, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah karena program ini telah meringankan beban hidupnya secara signifikan.
Dengan program BPBL ini, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan memberikan akses listrik yang lebih baik, sehingga setiap rumah tangga dapat menikmati manfaat dari kemajuan teknologi dan kenyamanan modern. Semoga program ini terus berlanjut untuk memberikan cahaya dan harapan bagi lebih banyak orang di seluruh negeri.