Inovasi BBM Makin Kaya, B40 dan Bioetanol akan Meluncur 2025

Inovasi BBM Makin Kaya, B40 dan Bioetanol akan Meluncur 2025
Biodiesel 40 persen (B40). (Dok: @triputraenergi)

Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pemerintah akan memperkenalkan campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) terbaru yang menggabungkan Bahan Bakar Nabati (BBN) dari tetes tebu (bioetanol) dan minyak sawit (biodiesel). Campuran BBM yang dikenal sebagai B40, direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan oleh Arifin Tasrif dalam paparan di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM pada Jumat (02/05/2024).

"Kita udah mulai masuk ke B35 Insya Allah tahun depan B40 udah bisa jalan, sudah ada kesepakatan. Kemudian juga kita akan coba nanti bioetanol," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba pemakaian B40 untuk sektor otomotif. Uji coba untuk sektor non-otomotif juga sedang berlangsung. Hasil uji coba menunjukkan bahwa penggunaan B40 tidak memberikan dampak signifikan dibandingkan dengan B35.

"Jadi dari daya maksimum kendaraan itu sama, lalu pemakaian B40 dengan kondisi B30 dan D10 itu tidak berdampak signifikan pada perubahan massa, volume, dimensi atau karet dalam materialnya itu tidak ada," jelasnya.

Eniya juga menginformasikan bahwa pemakaian B40 telah dimulai di sektor alat berat, perkeretaapian, dan angkutan laut. Campuran B40 terdiri dari 40% bioetanol dan biodiesel, dengan tambahan D5 dan B30 dengan D10. 

"Nah ini kita tunggu hasilnya sampai dengan Desember. Untuk hasilnya kita harapkan segera bisa direalisasikan. Sehingga tahun depan bisa siap untuk all sektor pemakaian B40," katanya.

Terkait dengan bioetanol, Eniya mengungkapkan bahwa diskusi masih berlangsung mengenai persentase campuran bioetanol dalam BBM. Apakah akan dimulai dari 2,5% atau 5% masih dalam pertimbangan. Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, dikutip Senin (8/7/2024).

"Nah ini akan kita akselerasi, sedang dibahas ya, apakah goes to Bioetanol 5% atau E5 (Ethanol 5%) dulu, atau goes to Bioetanol 2,5% dulu, mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak," tuturnya.

Eniya juga menyebutkan bahwa dari 13 industri bioetanol yang ada saat ini, hanya dua yang memenuhi kriteria sebagai bahan bakar. 

"Nah ini kita ingin akselerasi industri juga, dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya dua yang memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grid, yang lain adalah food grid," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#BBM

Index

Berita Lainnya

Index