Listrik Indonesia | Institut Teknologi PLN (ITPLN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) baru-baru ini menggelar seminar dan pameran untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai energi nuklir di Indonesia. Acara yang berlangsung pada 20-21 Agustus 2024 di Kampus ITPLN ini merupakan langkah strategis dalam mendukung pengembangan teknologi nuklir di tanah air.
Rektor ITPLN, Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, MK, MT., IPU., mengungkapkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang selama ini sering dianggap sebagai opsi terakhir dalam kebijakan energi nasional kini mulai menempati posisi yang lebih strategis. Rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia ditargetkan antara tahun 2030 hingga 2033.
“Meskipun teknologi nuklir terus berkembang dan semakin aman, resistensi publik tetap menjadi tantangan besar. Banyak masyarakat masih khawatir dengan potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan, sehingga acara ini menekankan bahwa teknologi pada generasi baru PLTN, termasuk inovasi seperti Small Modular Reactors (SMR), dirancang dengan standar keselamatan yang sangat tinggi, hampir mendekati "zero risk",”ujar Prof Iwa kepada Listrik Indonesia disela-sela acara.
Ia menegaskan, bahwa aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam seluruh siklus hidup PLTN, dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga operasional. Pemilihan lokasi yang aman, mempertimbangkan risiko bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi serta proyeksi kondisi 100 tahun ke depan, adalah fokus utama. Selain itu, operasional PLTN membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, berpengetahuan luas, dan berintegritas tinggi untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional.
Di tengah tantangan ini, ITPLN berperan penting dalam mendukung pengembangan energi nuklir di Indonesia. Meskipun riset di bidang teknologi nuklir masih terbatas, ITPLN terus berusaha meningkatkan pengetahuan dan teknologi melalui kolaborasi internasional, seperti dengan ThorCon Power pengembang PLTN. Dukungan akademik juga diberikan melalui kurikulum yang mencakup mata kuliah terkait PLTN serta peningkatan kerjasama dan pertukaran ilmu pengetahuan. 
Namun, ITPLN tidak hanya fokus pada energi nuklir. Dalam menghadapi era industri 4.0, ITPLN juga menekankan pentingnya literasi energi dan lingkungan, technopreneurship, serta literasi digital bagi mahasiswa.
“Hal ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan besar di pasar tenaga kerja yang akan berubah drastis akibat perkembangan teknologi,”tuturnya.
Dengan industri 4.0, lanjutnya, diperkirakan akan menghilangkan jutaan pekerjaan namun menciptakan peluang baru, terutama di sektor energi, ITPLN berfokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa, termasuk kemampuan adaptif, dan keterampilan kepemimpinan.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala BAPETEN, Ir. Sugeng Sumbarjo, M. Eng.P, menegaskan pentingnya pengembangan PLTN di Indonesia sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, khususnya di Pulau Jawa, yang menyumbang sekitar 70% dari total kebutuhan energi nasional.
Dengan target Net Zero Emission pada 2060, BAPETEN bersama pemerintah, akademisi, dan sektor swasta berupaya menciptakan sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah konkret adalah pengembangan undang-undang energi terbarukan yang mencakup energi nuklir dan revisi undang-undang tahun 2007 untuk memastikan teknologi nuklir yang diterapkan di Indonesia memenuhi standar keamanan dan efisiensi tertinggi.
Indonesia juga aktif dalam inisiatif internasional seperti Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Menurutnya Teknologi Small Modular Reactor (SMR) dirancang untuk menciptakan standar umum yang dapat diterapkan berbagai negara, termasuk Indonesia.
“BAPETEN memberikan perhatian serius pada pengembangan kapasitas nasional dengan menggali potensi SDM dalam negeri dan keterlibatan aktif dalam kerjasama multilateral seperti ASEAN dan Uni Eropa,”jelasnya.
Seminar ini juga diisi dengan pameran teknologi nuklir yang memperlihatkan berbagai inovasi dan perkembangan terkini dalam bidang tenaga nuklir. Berbagai perusahaan dan lembaga penelitian menampilkan produk dan proyek mereka, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung aplikasi praktis teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari dan sektor industri.
Diskusi mendalam diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pengelolaan dan pengawasan tenaga nuklir yang ketat serta mendorong adopsi teknologi nuklir yang aman dan efisien di Indonesia.
.jpg)
