Listrik Indonesia | Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat rantai pasok gas guna mendukung kebutuhan pembangkit listrik dalam masa transisi menuju energi bersih. Peran gas menjadi krusial sebagai energi transisi, mendukung pengembangan energi terbarukan sekaligus menjaga keberlanjutan pasokan listrik untuk ketahanan energi nasional.
Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa berdasarkan rancangan RUPTL 2024-2033, Indonesia akan membutuhkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 102 GW hingga tahun 2040. Dari total tersebut, sekitar 75% direncanakan bersumber dari energi terbarukan, sementara 20% dari gas. Dalam skema ini, energi terbarukan akan menjadi komponen utama, tetapi gas tetap dipertahankan untuk menjamin keandalan listrik dan stabilitas finansial sambil terus menekan emisi karbon secara agresif.
BACA JUGA: Tak Hanya Lip Service! PLN Buktikan Komitmen Kesetaraan Gender di Tingkat Kepemimpinan
“Dengan potensi gas domestik yang melimpah, gas berperan penting untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM), mendukung keterbatasan pasokan energi terbarukan, menjembatani transisi menuju energi bersih, dan menjadi energi masa depan melalui teknologi carbon capture,” ungkap Rakhmad dalam Plenary Panel Discussion: Green & Clean Investment Opportunity in Indonesia di Electricity Connect 2024, Jakarta Convention Center, Kamis (21/11).
Hingga tahun 2040, PLN menargetkan untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar gas dengan kapasitas total 22 GW, terdiri lebih dari 100 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
PLN memperkirakan permintaan gas akan terus meningkat. Pada 2024, kebutuhan gas mencapai 1.333 BBTUD, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 6,5%, sehingga diperkirakan mencapai 2.351 BBTUD pada 2033. “Dengan proyeksi pertumbuhan permintaan yang signifikan ini, PLN mendukung investasi baru di sektor hulu gas untuk memastikan pasokan gas domestik yang stabil, khususnya untuk pembangkit listrik di masa mendatang,” tambah Rakhmad.
Selain kontrak tambahan untuk pasokan gas, PLN EPI juga terus memperkuat infrastruktur gas midstream/LNG (Liquefied Natural Gas), terutama melalui pembangunan fasilitas Onshore dan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di beberapa daerah. Pada tahap awal, PLN EPI sedang menyusun Front End Engineering Design (FEED) untuk kluster Sulawesi Maluku, Nusa Tenggara, dan Nias. Ke depannya, LNG domestik akan diandalkan guna memenuhi kebutuhan listrik yang kian meningkat, mengurangi ketergantungan pada impor BBM, serta mendukung pengembangan energi terbarukan.
Di sisi lain, PLN EPI bersama mitra lokal dan internasional juga sedang mengkaji pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau sebagai bagian dari upaya transisi menuju energi bersih. Langkah ini mendukung target nasional Net Zero Emission pada 2060.