Listrik Indonesia | Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa perdagangan di pasar karbon domestik Indonesia masih terbilang lesu. Ia juga menyoroti rendahnya tingkat likuiditas di bursa karbon yang menjadi tantangan utama yang perlu segera diatasi.
Hashim menyarankan agar akses pasar karbon Indonesia diperluas dengan melibatkan pelaku usaha karbon dari pasar internasional. Menurutnya, meskipun bursa karbon Indonesia dibuka untuk partisipasi internasional dua minggu lalu, volume transaksi yang tercatat sangat rendah. Dari total 1,7 juta ton CO2 yang tersedia, hanya sekitar 40.000 ton yang berhasil terjual.
Dengan demikian, kredit karbon yang terjual hanya mencakup kurang dari 3% dari total pasokan yang ada di bursa karbon lokal.
