Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu untuk menerapkan pembatasan ekspor batu bara jika terjadi tekanan terhadap harga komoditas tersebut. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam pasokan batu bara dunia.
"Batu bara Indonesia memiliki dampak sistemik, masif, dan terstruktur bagi kebutuhan global. Jika harga terus ditekan, tidak menutup kemungkinan kita akan mengambil langkah kebijakan untuk memperketat ekspor," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Sepanjang tahun 2024, Indonesia mencatat ekspor batu bara sebanyak 555 juta ton, meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data menunjukkan bahwa ekspor batu bara Indonesia pada 2020 tercatat 405 juta ton, kemudian naik menjadi 435 juta ton pada 2021, 465 juta ton pada 2022, dan 518 juta ton pada 2023.
Dalam skala global, total konsumsi batu bara mencapai sekitar 8 miliar ton, dengan jumlah yang beredar di pasar berkisar antara 1,2 hingga 1,5 miliar ton. Indonesia sendiri berkontribusi sekitar 30% hingga 35% dari total konsumsi dunia, menjadikannya pemain utama dalam perdagangan batu bara internasional.
Bahlil juga mengungkapkan bahwa pasar domestik sektor batu bara pada 2024 mencapai 233 juta ton, sehingga total penggunaan batu bara dalam negeri dan ekspor mencapai 788 juta ton. Selain itu, stok batu bara yang belum digunakan sepanjang tahun tersebut tercatat sebanyak 48 juta ton. Secara keseluruhan, produksi batu bara nasional pada 2024 mencapai 836 juta ton, melebihi target awal yang ditetapkan sebesar 710 juta ton.
"Stok yang belum digunakan tidak dihitung dalam distribusi. Jadi, yang perlu dicermati adalah 233 juta ton untuk industri domestik dan 555 juta ton yang telah diekspor," pungkasnya.
