Listrik Indonesia | PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan ketersediaan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik di seluruh Indonesia tetap stabil hingga tahun 2025, dengan cadangan batubara rata-rata 25,7 Hari Operasi (HOP) dan BBM 12,55 HOP. Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menegaskan komitmen perusahaan dalam menjamin keandalan pasokan batubara, BBM, gas, LNG, serta biomassa sebagai bagian dari strategi transisi energi berkelanjutan.
Iwan menyebut stok batubara di PLTU wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) mencapai 25,7 HOP, Sumatera-Kalimantan 23,1 HOP, dan Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) 28,9 HOP. Pasokan ini didukung oleh skema Penugasan Sumber Tambang berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara No. B-1839/MB.05/DBB.OP/2023 tertanggal 2 Desember 2023, yang menjamin kebutuhan batubara untuk kelistrikan nasional periode 2024-2026.
“Kami telah mengamankan rantai pasok batubara dari tambang ke PLTU dengan sistem yang terintegrasi. Hal ini memastikan operasional pembangkit listrik di semua wilayah berjalan optimal,” tegas Iwan.
Selain energi fosil, PLN EPI memperkuat pasokan biomassa sebagai bagian dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Hingga Januari 2025, realisasi biomassa untuk co-firing PLTU telah mencapai 142.015 Metrik Ton (MT), dengan target 3 juta MT pada akhir tahun. “Biomassa tidak hanya mendukung dekarbonisasi, tetapi juga menciptakan sirkular ekonomi melalui pelibatan masyarakat dalam pengelolaan limbah pertanian dan hutan,” jelas Iwan.
PLN EPI menggandeng petani lokal dan UMKM untuk menyuplai bahan baku biomassa, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah menurunkan emisi karbon sebesar 32% di sektor energi pada 2030.
Di sektor gas dan LNG, Iwan memastikan pasokan tetap sesuai jadwal pengiriman. PLN EPI juga berkoordinasi intensif dengan Subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) dan PLN Indonesia Power (PLN IP) untuk memantau distribusi energi primer ke pembangkit listrik. “Koordinasi ini kunci utama dalam mengantisipasi gangguan operasional dan menjaga stabilitas pasokan,” tambahnya.
Iwan menekankan bahwa strategi diversifikasi energi primer, mulai dari batubara hingga biomassa, merupakan pondasi ketahanan sistem kelistrikan nasional. “Keandalan pasokan adalah prioritas utama. Kami terus optimalkan kerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, untuk memastikan pembangkit listrik tetap menyala tanpa hambatan,” tuturnya.
PLN EPI berjanji mempertahankan kinerja positif ini melalui inovasi pengelolaan logistik, pemanfaatan teknologi pemantauan real-time, dan percepatan proyek EBT. Dengan langkah tersebut, Indonesia diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan listrik yang terus tumbuh rata-rata 4,9% per tahun, sekaligus mencapai target Net Zero Emission 2060.
