Listrik Indonesia | PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mencatat kinerja cemerlang sepanjang tahun 2024 dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan. Direktur Utama INET, Muhammad Arif Angga, mengungkapkan bahwa pencapaian positif ini tak lepas dari fokus perusahaan pada segmen Business to Business (B2B) yang telah dijalankan sejak 2016.
INET dikenal sebagai penyedia layanan backbone untuk Internet Service Provider (ISP), dan hingga kini terus mengembangkan jaringannya demi mendukung pertumbuhan industri ISP yang kian pesat. "Saat ini tercatat ada hampir 1.300 ISP di Indonesia, dan lebih dari 850 di antaranya berada di Pulau Jawa. Ini menunjukkan potensi besar di segmen ini," ujar Arif.
Pada 2024, INET memperluas cakupan bisnisnya ke sektor data center sebagai sumber pendapatan baru. Pengembangan ini menjadi salah satu kontributor utama dalam peningkatan pendapatan perusahaan, dan akan terus digenjot pada 2025. INET juga mulai mengeksekusi sejumlah aksi korporasi strategis demi menopang pertumbuhan jangka panjang.
Proyek Strategis 2025: IIX dan Kabel Laut
Tahun ini, INET menggandeng Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam pembangunan Indonesia Internet Exchange (IIX) di 58 titik strategis di Pulau Jawa. Proyek ini ditargetkan rampung pada Oktober atau November 2025, dan diyakini akan memperkuat layanan jaringan bagi pelanggan B2B.
Selain itu, INET menjalin kerja sama dengan PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) melalui anak usaha KETR, PT Jaring Mitra Persada. Kedua pihak bekerja sama dalam proyek pembangunan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura dengan skema IRU (Indefeasible Right of Use). Infrastruktur ini dijadwalkan selesai pada akhir 2025 atau awal 2026, dan akan memperkuat konektivitas internasional INET.
Tak hanya itu, INET juga tengah membangun fase kedua data center di Cyber Building dengan kapasitas 50 rak yang diproyeksikan selesai pada pertengahan 2025. Arif menyebutkan, “Semua ini diharapkan menjadi penopang tambahan bagi pertumbuhan revenue ke depan.”
Diversifikasi Lewat Anak Usaha Baru
Tak ingin terpaku di segmen B2B, INET juga meluncurkan anak usaha baru bernama PT Internet Anak Bangsa (PTIAB). Perusahaan ini akan fokus pada penyediaan layanan Fiber to The Home (FTTH) di Pulau Jawa. Targetnya, PTIAB akan membangun jaringan untuk menjangkau sekitar satu juta homepass hingga 2026. Langkah ini menjadi strategi diversifikasi bisnis yang menjanjikan, serta membuka peluang pasar ritel yang lebih luas.
Untuk tahun 2025, INET menargetkan pendapatan sebesar Rp2,02 triliun. Arif menyatakan optimismenya, “Melihat capaian hingga semester pertama dan semua proyek yang tengah berjalan, kami yakin target ini realistis, bahkan mungkin bisa kami lampaui.”
Namun, ia mengakui tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah ketepatan waktu penyelesaian proyek. “Karena banyak pekerjaan dilakukan secara paralel, timeline menjadi krusial. Keterlambatan akan berdampak langsung pada layanan dan proyeksi pendapatan,” jelasnya.
INET juga mengapresiasi arah kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang mendorong layanan internet cepat dan terjangkau. Arif melihat kebijakan ini sejalan dengan misi INET untuk terus memperkuat infrastruktur digital nasional.
“Dengan kapasitas backbone yang besar, kami berharap bisa memberi layanan yang lebih baik dan harga lebih kompetitif kepada pelanggan. Ini pada akhirnya juga akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” pungkasnya.
