MLI 105 SIAP TERBIT: Menjaga Asa Potensi Ekspor Sektor Kelistrikan

MLI 105 SIAP TERBIT: Menjaga Asa Potensi Ekspor Sektor Kelistrikan
Majalah Listrik Indonesia Edisi 105

Listrik Indonesia | Beberapa waktu lalu, bayang-bayang perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok sempat mengganggu peta perdagangan dunia. Keputusan sepihak Presiden Donald Trump menetapkan tarif resiprokal membuat banyak negara, termasuk Indonesia, ketar-ketir. Pajak bea masuk sebesar 32 persen menjadi pukulan tak terduga bagi eksportir dalam negeri. Kekhawatiran pun menyeruak, seolah badai baru saja dimulai.

Namun seperti badai yang tak selamanya tinggal, perlahan kabut perang dagang mulai mereda. Perjanjian damai dagang antara AS dan Tiongkok di Jenewa menjadi titik cerah baru. Meski demikian, Indonesia tidak boleh lengah. Ketika dua raksasa berdamai, arus perdagangan dunia bisa bergeser arah. Potensi ekspor Indonesia, yang sempat meningkat karena retaknya hubungan dua negara adidaya itu, bisa saja kembali direbut Tiongkok.

Di sinilah pentingnya strategi. Bukan hanya negosiasi dagang yang cerdas, tetapi juga peningkatan daya saing industri ekspor. Sejumlah perusahaan produsen alat kelistrikan di Indonesia justru tengah menikmati "berkah terselubung" dari gejolak global ini. Permintaan dari pasar Amerika Serikat meningkat sebuah peluang emas yang harus direspons dengan langkah konkret dan berkelanjutan.

Majalah Listrik Indonesia edisi ke-105 mencoba menyelami dinamika ini lebih dalam. Dengan tajuk "Menjaga Asa Potensi Ekspor Sektor Kelistrikan", edisi kali ini menyuguhkan potret optimisme yang realistis di tengah tantangan global.

Salah satu cerita menarik datang dari PT Symphos Electric, yang kini serius menggarap pasar luar negeri. Presiden Direktur Forman Lee menyebut perusahaannya telah mengekspor trafo ke Malaysia, Filipina, dan bahkan Amerika Serikat. Jepang pun sudah menjadi target berikutnya. “Meski jumlahnya masih kecil, ini langkah penting bagi kami. Kami yakin ke depan akan terus bertumbuh,” ungkapnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh PT Sintra Sinarindo Elektrik (Sintra) yang terus menancapkan eksistensinya lewat ekspor trafo berbasis ester oil. Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara menjadi pasar utama mereka.

Pemerintah pun tak tinggal diam. Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya saat membuka Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA) 2025 menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemasok energi global. Ia menggarisbawahi pentingnya mengeksplorasi cadangan energi nasional yang selama ini belum tergarap maksimal.

Senada dengan itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terus menggelorakan semangat hilirisasi. Bagi Bahlil, hilirisasi terutama di sektor mineral dan batu bara adalah kunci kedaulatan energi sekaligus mesin pertumbuhan ekonomi nasional. "Hilirisasi menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja," ujarnya penuh semangat.

Di tengah narasi besar itu, sejumlah tokoh dan pelaku industri turut berbagi pandangan. Tikno S. Handoko, Presiden Direktur PT Arlisco Elektrika Perkasa, menyampaikan rasa terkejutnya saat perusahaan yang ia pimpin mendapat penghargaan di kategori Grid Market. “Saya benar-benar tidak menyangka. Ini motivasi besar bagi kami untuk terus maju,” katanya.

Ada pula kisah inspiratif dari Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo) yang di bawah kepemimpinan Widi Pancono, tampil sebagai pelopor pemanfaatan biomassa. Di saat banyak koperasi sekadar ikut arus, Kopetindo justru menciptakan arus baru di sektor energi alternatif.

Dari sisi internasional, Teledyne FLIR melalui VP Sales Asia Pacific, T.P. Singh, menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar penting, tidak hanya untuk produk tetapi juga solusi teknologi yang menyentuh keselamatan jiwa dan efisiensi energi.

Namun, tentu tak semua suara bernada optimis. Benny Soetrisno, Ketua Umum GPEI sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, mengkritik keras tarif Trump yang disebutnya “tidak lazim” dan melanggar norma perdagangan internasional. “Ini keputusan sepihak yang mengejutkan dunia,” ucapnya.

Sementara itu, AmCham Indonesia juga meminta pemerintah Indonesia untuk memperbaiki regulasi yang selama ini dinilai menghambat investasi asing, seperti syarat kandungan lokal dan prosedur impor yang dianggap rumit.

Di tengah kompleksitas isu ini, Majalah Listrik Indonesia tetap konsisten menyuguhkan narasi inspiratif dan informatif. Dengan rubrik khas yang tajam namun bersahabat, edisi kali ini menjadi penanda bahwa di tengah geopolitik yang dinamis, harapan ekspor sektor kelistrikan tetap menyala.

Dan seperti kata bijak, menjadi pemimpin bukan soal jabatan, tapi tentang kemampuan membaca arah perubahan. Ir. Tjahjadi, CEO Wisma Sarana Teknik Group, percaya bahwa kunci kepemimpinan yang kuat adalah pola pikir terbuka, kecerdasan emosional, dan ketangguhan menghadapi tantangan global.

Perlu diketahui, di tengah gencarnya upaya Indonesia beralih ke energi bersih, sebuah agenda tahunan kembali menjadi sorotan: The 12th IndoEBTKE Conex 2025 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). 

Ajang bergengsi ini akan digelar pada bulan Oktober mendatang, dan bukan sekadar menjadi pameran teknologi energi baru dan terbarukan (EBT). Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku industri, akademisi, hingga masyarakat dan generasi muda untuk bersama-sama mendorong percepatan transisi energi nasional. 

Ketua Panitia Pelaksana IndoEBTKE Conex 2025, Mada Ayu Hapsari Srikandi pejuang energi bersih yang juga menjabat sebagai Ketua Umum AESI menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan transisi energi. 

“Sinergi delapan asosiasi ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata untuk mempercepat tercapainya target energi bersih Indonesia. Kami ingin seluruh ekosistem pemerintah, industri, akademisi, hingga masyarakat duduk bersama, berdiskusi, dan melahirkan solusi konkret demi masa depan energi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ketika dunia berubah begitu cepat, yang mampu beradaptasi dan melihat peluang dari krisislah yang akan bertahan. Sektor kelistrikan Indonesia telah membuktikannya bahwa badai global pun bisa menjadi angin pendorong menuju pasar yang lebih luas.

SEGERA DAPATKAN MAJALAH LISTRIK INDONESIA EDISI 105.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#majalah listrik indonesia

Index

Berita Lainnya

Index