Listrik Indonesia | Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel terus mengupayakan kelancaran distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Bengkulu. Hal ini menyusul terganggunya proses sandar kapal suplai BBM di Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan alur pelayaran. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Pertamina mengandalkan tiga terminal penyangga sebagai solusi distribusi sementara.
“Kami memahami kondisi ini menyebabkan antrean di beberapa SPBU dan berdampak pada kenyamanan masyarakat. Untuk itu, kami terus melakukan suplai BBM melalui Terminal Lubuk Linggau, Teluk Kabung di Padang, dan Panjang di Lampung,” jelas Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga.
Meski distribusi dari ketiga terminal tersebut membutuhkan waktu tempuh hingga 26 jam pulang-pergi, Pertamina tetap berkomitmen menjaga pasokan BBM di Bengkulu tetap tersedia. Berbagai langkah percepatan juga telah dilakukan, termasuk penambahan armada mobil tangki serta peningkatan distribusi menggunakan moda kereta api bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Heppy menambahkan, upaya pembatasan volume pembelian BBM oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu turut membantu meredakan antrean di SPBU. Sesuai kebijakan tersebut, kendaraan roda empat hanya diperbolehkan membeli maksimal 25 liter, sementara sepeda motor dibatasi hingga 5 liter per pengisian.
“Dengan kebijakan ini, antrean mulai terurai dan aktivitas pengetapan berkurang. Namun, langkah-langkah optimalisasi tetap kami jalankan sampai proses pengerukan selesai dan kapal BBM bisa kembali bersandar di Pulau Baai,” jelas Heppy.
Untuk semakin mempercepat layanan dan menghindari penumpukan di SPBU, Pertamina juga mengaktifkan layanan Pertamina Delivery Service (PDS) di beberapa titik, termasuk SPBU Rawa Makmur. Layanan ini memudahkan masyarakat mendapatkan BBM jenis Pertamax secara langsung ke lokasi, terutama bagi pengguna BBM nonsubsidi.
Pertamina Maksimalkan Distribusi BBM Lewat Jalur Darat
Pertamina Optimalkan Distribusi BBM Lewan Darat/Dok.Pertamina
.jpg)
