Current Date: Senin, 22 September 2025

Magang di Perusahaan Energi Hijau: Cara Baru AESI Cetak Lulusan Siap Pakai

Magang di Perusahaan Energi Hijau: Cara Baru AESI Cetak Lulusan Siap Pakai
Ketua Umum AESI, Mada Ayu Habsari/Dok.AESI

Listrik Indonesia | Di tengah pesatnya pertumbuhan industri energi terbarukan, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja menjadi tantangan tersendiri. Menjawab kebutuhan tersebut, Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menunjukkan langkah konkret dengan mendukung pembentukan Pusat Kolaborasi Energi Terbarukan (PKET), sebuah inisiatif yang menghubungkan dunia pendidikan tinggi dengan industri energi hijau. 

Ketua Umum AESI, Mada Ayu Habsari, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar pembaruan kurikulum, tetapi juga membuka jalur langsung mahasiswa menuju dunia kerja. Salah satu bentuk nyata dari kolaborasi ini adalah program magang mahasiswa di perusahaan anggota AESI. 

“Kami ingin lulusan dari jurusan energi terbarukan tidak hanya kuat di teori, tapi juga paham praktik. Karena itu, kami membuka kesempatan magang seluas-luasnya di perusahaan anggota kami,” ujar Mada Ayu kepada Listrik Indonesia disela-sela acara penandatanganan komitmen kolaborasi PKET bersama asosiasi energi dan universitas mitra di Jakarta. Selasa, (1/7/2025). 

Sejumlah Asosiasi Energi Termasuk AESI Kolaborasi dengan PKET Bangun SDM EnerginTerbarukan

Melalui program AESI Green Goes To Campus, mahasiswa tidak hanya mendapatkan materi dari para praktisi industri, tetapi juga diajak masuk ke jantung aktivitas perusahaan energi terbarukan. Pengalaman lapangan ini diyakini akan mencetak lulusan yang lebih siap menghadapi dinamika industri, termasuk dalam mengoperasikan teknologi terkini yang belum tentu tersedia di ruang kelas. 

Menurut Mada, masih banyak institusi pendidikan yang belum akrab dengan kebutuhan riil industri energi terbarukan, baik dari sisi teknologi, operasional, maupun kompetensi SDM. Di sinilah peran PKET menjadi krusial: menjembatani gap antara dunia akademik dan industri agar tidak ada lagi lulusan yang "gagap industri." 

“Lewat PKET, kami ingin mendesain modul pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Jadi mahasiswa tidak belajar hal-hal yang usang, melainkan yang benar-benar dibutuhkan saat mereka lulus nanti,” tambahnya. 

Tak hanya fokus di dalam negeri, Mada juga menaruh harapan besar agar lulusan-lulusan yang dibina melalui PKET bisa bersaing di tingkat ASEAN. Dengan kualitas yang terus ditingkatkan, Indonesia berpeluang menjadi salah satu penyedia tenaga kerja profesional di sektor energi bersih untuk kawasan regional. 

“Kalau SDM kita unggul, bukan tidak mungkin mereka bisa terserap di luar negeri. Industri energi bersih ini sedang tumbuh di mana-mana,” ujarnya. 

Untuk memastikan program berjalan maksimal, AESI juga berkomitmen menurunkan para tenaga ahli dari kalangan anggotanya. Para profesional ini akan terlibat aktif dalam penyusunan kurikulum, pelatihan, hingga pembimbingan mahasiswa selama masa magang. 

Langkah ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang melihat PKET sebagai kesempatan langka untuk memperkuat jejaring industri dan meningkatkan daya saing lulusan mereka. 

Dengan pendekatan yang lebih aplikatif dan kolaboratif, PKET dan AESI menunjukkan bahwa mencetak SDM unggul di bidang energi terbarukan tidak lagi sekadar wacana. Magang bukan lagi pelengkap, tetapi bagian penting dari sistem pendidikan baru untuk menghadapi masa depan energi yang lebih hijau.(Nukman)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#AESI

Index

Berita Lainnya

Index