Listrik Indonesia | Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa kendaraan dengan tahun produksi 2000 ke atas aman menggunakan bensin yang dicampur dengan etanol atau bioetanol. Hal tersebut ia sampaikan dalam program Prabowonomics CNBC Indonesia, dikutip Selasa (4/11/2025).
Menurut Eniya, Pertamina telah melakukan penjualan bensin dengan kandungan etanol 5% (E5) sebagai bagian dari uji coba pasar (trial market).
“Pertamina sudah melakukan percobaan, bukan percobaan, sudah menjual ya. Bahkan kami juga pakai di dalam kendaraan dinas kita. Itu 5 persen dan sudah ada di hampir 150 lokasi SPBU. Baik di Jakarta maupun Surabaya,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahan baku bioetanol dapat sepenuhnya diperoleh dari dalam negeri. Saat ini terdapat 13 industri bioetanol di Indonesia, namun baru tiga di antaranya yang mampu memproduksi fuel grade ethanol yang sesuai dengan standar untuk campuran bahan bakar kendaraan bermotor.
“Nah 3 industri ini mensuplai ke Pertamina. Pertamina melakukan trial market 5% dan ini ke depan karena Pak Menteri sudah menargetkan dalam 2–3 tahun ke depan kita bisa mandatori E10, etanol 10%. Saya rasa itu perlu disiapkan,” lanjutnya.
Eniya memastikan bahwa kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas telah memiliki spesifikasi mesin yang kompatibel dengan bensin campuran etanol. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir akan dampak penggunaan campuran tersebut terhadap performa mesin.
“Jadi bioetanol selain mendongkrak sumber bahan baku dari dalam negeri karena tadi Pak Satya sudah menyebutkan ya ada jagung, ada tebu, misalnya ada sorgum, ada ketela. Semua dipakai adalah ampasnya,” jelas Eniya.
.jpg)
