Current Date: Minggu, 09 November 2025

Menguji Kesiapan SPKLU dari Jakarta ke Yogyakarta

Menguji Kesiapan SPKLU dari Jakarta ke Yogyakarta
Pengguna mobil listrik mengantre untuk mengisi daya di SPKLU Rest Area Cikampek. Antusiasme tinggi terlihat di tengah meningkatnya kepercayaan pada ekosistem kendaraan listrik.

Listrik Indonesia |  Selasa, 4 November 2025. Pagi itu, baterai mobil listrik kami terisi penuh. Tepat pukul 08.00, kami tim Listrik Indonesia Media bersama PLN Enjiniring memulai perjalanan. Dari halaman kantor PLN Enjiniring di Jalan KS Tubun, Jakarta Pusat, perjalanan dimulai. Tujuan kami bukan sekadar menuju Yogyakarta, melainkan merasakan langsung pengalaman berkendara jarak jauh menggunakan mobil listrik, sekaligus menguji kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sepanjang Tol Trans Jawa, Jakarta-Yogyakarta.

Singgah Pertama: Mengantre di SPKLU KM 57A, Karawang

Sekitar satu jam setelah meninggalkan Jakarta, kami berhenti di Rest Area KM 57A, wilayah kerja PLN UP3 Karawang. Di sini tersedia empat unit SPKLU dengan kapasitas 22 kW, 25 kW, 50 kW, dan 200 kW.

Kami mencoba mengisi daya di unit 50 kW. Prosesnya lancar, namun akses ke aplikasi PLN Mobile sempat tersendat akibat jaringan internet yang tidak stabil. Padahal, aplikasi ini menjadi panduan utama kami untuk mencari lokasi SPKLU, melihat status pengisian, hingga melakukan pembayaran.

Di rest area ini, kami juga bertemu Johan, pengguna mobil listrik asal Jakarta yang sedang menuju Cirebon. Sambil menunggu mobilnya diisi daya, ia bercerita, “SPKLU sekarang sudah banyak, tapi akan lebih praktis kalau semua operator bisa diakses lewat satu aplikasi.”

Dari obrolan singkat itu, kami menyadari betapa pentingnya integrasi layanan agar pengguna kendaraan listrik mendapatkan pengalaman yang lebih mudah dan nyaman di perjalanan.

Aries, anggota tim PLN Enjiniring (kanan), berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar pengisian daya kepada pengguna mobil listrik asal Jakarta. 

Saat SPKLU Tak Berfungsi Normal dan Petunjuk Arah Tak Ditemukan

Kami melanjutkan perjalanan ke Rest Area KM 86. Dua unit SPKLU berdaya 25 kW tersedia, tetapi karena baterai kami masih 80 persen, pengisian belum diperlukan. Target kami adalah Rest Area KM 102 Tol Cikopo–Palimanan yang memiliki tiga unit SPKLU (22 kW, 25 kW, dan 50 kW).

Setelah menempuh 132 kilometer, baterai tersisa 70 persen. Kami mencoba mengisi di unit 25 kW, namun proses gagal karena diduga ada masalah pada sistem grounding.
“Sepertinya ada gangguan sistem, jadi pengisian tidak berjalan normal,” jelas M. Aries Satria, Officer Pengembangan Usaha PLN Enjiniring, yang mendampingi perjalanan kami.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Rest Area KM 166, yang memiliki empat unit SPKLU dua berdaya 25 kW dan dua lainnya ultra fast charging 120 kW. Proses pengisian kedua berlangsung sekitar 30 menit hingga baterai kembali terisi 80 persen.

Sayangnya, tidak ada penunjuk arah yang jelas menuju lokasi SPKLU. Kami sempat memutari area rest area dan bahkan terjebak di antrean truk yang sedang mengisi BBM. Setelah berkeliling beberapa saat, akhirnya kami menemukan SPKLU yang ternyata berada di bagian paling belakang rest area.

Cirebon, Titik Nyaman di Tengah Perjalanan Panjang Trans Jawa

Siang hari, kami tiba di SPKLU Center PLN UP3 Cirebon,di Tol Cikopo-Palimanan. Lokasi ini menjadi salah satu titik unggulan PLN, lengkap dengan empat unit ultra fast charging (120 kW), dua medium charging (22 kW), dan satu SPKLU roda dua.

“Salah satu keunggulan SPKLU Center ini adalah adanya lounge yang nyaman untuk pengguna EV,” kata Aries.
Kami pun merasakan sendiri kenyamanannya ruangan berpendingin udara, tersedia tempat duduk, colokan listrik, hingga minuman ringan untuk menemani waktu tunggu.

Tak jauh dari situ, di Rest Area KM 207A Cirebon, kami melihat wujud nyata kolaborasi antara PLN dan pihak swasta. Beberapa unit SPKLU dioperasikan oleh mitra PLN, mempercepat pertumbuhan jaringan pengisian di jalur Trans Jawa.

Rehat di Batang

Sore menjelang malam, setelah menempuh lebih dari 400 kilometer, kami tiba di Rest Area KM 379A, Batang, Jawa Tengah. Baterai mobil menunjukkan sisa 35 persen cukup untuk sekitar 150 kilometer lagi.

Rest area ini punya tujuh unit SPKLU, dengan empat fast charging dan dua standard charging. Kami mengisi hingga 95 persen sambil menikmati makan malam dan menunaikan salat Magrib di masjid rest area yang luas. Biaya pengisian kali ini sekitar Rp156 ribu, hasil yang efisien untuk jarak yang sudah kami tempuh.

Tiba di Yogyakarta: SPKLU Center yang Lengkap dan Modern

Menjelang malam, kami akhirnya tiba di Daerah Istimewa Yogyakarta. Keesokan paginya, kami singgah di SPKLU Center PLN UP3 Yogyakarta, yang menjadi salah satu fasilitas pengisian daya terlengkap di kota ini. Terdapat delapan unit ultra fast charging, empat unit khusus roda dua, serta satu unit SPKLU tiang listrik hasil rancangan PLN Enjiniring sendiri.

Kami mengisi daya terakhir dengan baterai tersisa 50 persen. “SPKLU Center ini benar-benar memberi kenyamanan bagi pengguna EV, lengkap dengan lounge tempat menunggu,” ujar Aries sembari memantau proses pengisian.

Turun ke Lapangan, PLN Pastikan SPKLU Nyaman dan Andal bagi Pengguna

PLN juga tengah menyiapkan solusi tambahan berupa baterai mobile, unit pengisian bergerak yang bisa dipanggil pengguna ketika mengalami kendala di jalan. Inovasi ini akan sangat membantu, terutama saat musim mudik atau perjalanan jarak jauh yang padat.

Dalam perjalanan ini, Chairani Rachmatullah, Direktur Utama PLN Enjiniring, turut turun langsung ke lapangan. Ia memastikan bahwa evaluasi dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari sudut pandang pengguna.

“Perjalanan ini bukan sekadar uji teknologi, tapi juga pengalaman nyata pengguna kendaraan listrik di lapangan,” ujar Chairani. “Jika ada kendala atau potensi perbaikan, kami langsung berkoordinasi dengan unit terkait.”

Petugas memastikan SPKLU tetap bersih dan siap digunakan.

Refleksi Perjalanan

Perjalanan kami membuktikan bahwa infrastruktur SPKLU di jalur Trans Jawa sudah semakin siap mendukung mobilitas kendaraan listrik. Masih ada ruang perbaikan, terutama di sisi jaringan komunikasi dan integrasi sistem aplikasi, namun secara keseluruhan pengalaman berkendara kali ini memberi optimisme.

Mengemudi mobil listrik bukan lagi sekadar gaya hidup ramah lingkungan, tapi sudah menjadi pengalaman nyata yang efisien, nyaman, dan menyenangkan. Kami menempuh lebih dari 500 kilometer tanpa hambatan berarti sebuah bukti bahwa masa depan transportasi listrik di Indonesia benar-benar sedang bergerak di jalur yang tepat.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLN Enjiniring

Index

Berita Lainnya

Index