Listrik Indonesia | Sebuah terobosan pengelolaan sampah ramah lingkungan diperkenalkan oleh PT PLN Indonesia Power UBP Suralaya bersama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Gebers. Inovasi ini diberi nama Tungku Sangkrah, alat pengolah sampah dengan teknologi minim emisi yang mulai dikenalkan kepada masyarakat dan pegawai PLN di sekitar PLTU Suralaya.
Alat ini hadir sebagai jawaban atas tantangan pengelolaan sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik, yang kerap menjadi persoalan lingkungan. Dengan kapasitas pengolahan hingga 100 kilogram per proses, Tungku Sangkrah dirancang untuk bekerja dalam ruang tertutup menggunakan sistem destilasi termal. Hal ini memungkinkan proses pembakaran berlangsung tanpa asap berlebihan yang mencemari udara.
“Tungku Sangkrah adalah buah komitmen kami di Gebers dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kami merancang alat ini untuk mengolah sampah tanpa menimbulkan polusi berlebih. Asap hasil pembakaran tidak langsung dilepas ke udara, tapi terlebih dulu dialirkan ke dalam bak penampung berisi eceng gondok, tanaman yang ampuh menyerap zat berbahaya,” jelas Imam, perwakilan KSM Gebers, saat peluncuran pada Jumat (4/7/2025).
Langkah tersebut tak hanya menjaga kualitas udara, namun juga menjadikan air hasil penyaringan tetap aman sebelum dibuang ke lingkungan. Selain itu, sisa hasil pembakaran berupa abu atau slag dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan paving block, dengan daya tekan mencapai K200/cm² menjadikannya bernilai ekonomis tinggi.
“Kami ingin mengubah cara pandang terhadap sampah. Dari sesuatu yang semula dianggap tidak berguna, menjadi produk yang bisa memberi nilai tambah,” tambah Imam.
General Manager PLN Indonesia Power UBP Suralaya, Burlian Prasetiyo, menyambut positif lahirnya inovasi ini. Menurutnya, Tungku Sangkrah merupakan bukti konkret sinergi antara perusahaan dan masyarakat dalam menciptakan solusi lingkungan berkelanjutan.
“Inovasi ini lahir dari semangat gotong royong. Kami di PLN Indonesia Power merasa bangga bisa mendampingi proses ini dari awal. Ini bukan hanya alat pengolah sampah, tapi juga simbol semangat warga dalam menjaga bumi,” ujar Burlian.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kerja sama seperti ini akan terus dikembangkan untuk menciptakan dampak positif di daerah lain. Terlebih, momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup menjadi pengingat pentingnya peran aktif semua pihak dalam menjaga kelestarian bumi.
“Semoga kehadiran teknologi seperti Tungku Sangkrah bisa menjadi inspirasi, dan dapat diterapkan di banyak tempat, sehingga semakin banyak komunitas yang bisa mengelola sampah secara bijak dan berkelanjutan,” tutupnya.