Listrik Indonesia | Dalam menghadapi eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama ketegangan antara Iran dan Israel, Dewan Energi Nasional (DEN) Indonesia menggelar rapat koordinasi identifikasi Krisis dan/atau Darurat Energi (KRISDAREN). Rapat ini diselenggarakan secara hybrid pada Kamis (18/04/2024).
Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto serta Anggota DEN, yaitu Musri Mawaleda, As Natio Lasman, Yusra Khan, Eri Purnomo Hadi, Agus Pudji Prasetyono, Abadi Purnomo, Agus Pramono, dan Dina Nurul Fitria.
Tidak hanya itu, rapat tersebut juga dihadiri perwakilan dari Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional (KPI), PGN, Kementerian Keuangan, BPH Migas, PLN, serta pemangku kepentingan energi lainnya.
Tujuan rapat ini tentunya untuk memperoleh informasi dalam mengantisipasi dampak konflik Iran Israel guna menyusun rekomendasi kebijakan”, ungkap Musri.
Salah satu dampak yang dibahas adalah potensi pengaruh konflik tersebut terhadap pasokan minyak mentah yang diimpor oleh PT. KPI dari Aljazair dan Turki, mengingat pasokan reguler melalui Terusan Suez dan Laut Merah. Selain itu, ada juga potensi kenaikan harga global yang bisa mempengaruhi penerimaan negara dari penjualan migas, tetapi sebaliknya, akan meningkatkan biaya impor migas.
Sebagai langkah antisipasi, DEN meminta Pertamina untuk melakukan simulasi dan evaluasi dampak kenaikan harga minyak mentah serta nilai tukar mata uang sebagai akibat dari ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah, untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji (LPG).
Selain itu, DEN juga mendorong Pertamina untuk mengeksplorasi lebih lanjut kerja sama dengan negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Shanghai, seperti Rusia, China, India, Iran, Kazakhstan, dan negara-negara Asia Tengah lainnya untuk mendiversifikasi sumber energi.
Dengan rapat ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap menghadapi potensi krisis energi yang mungkin muncul akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan mencari solusi yang tepat guna menjaga ketersediaan energi nasional.