Listrik Indonesia | Sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 di Bali, Indonesia sedang mengusulkan serangkaian proyek strategis untuk dimasukkan ke dalam kompendium acara tersebut. Salah satu proyek yang ditawarkan adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang diharapkan dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan listrik yang lebih murah.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa PLTA merupakan solusi potensial, karena air dapat menghasilkan listrik dengan biaya yang lebih rendah.
“Apalagi sumber air di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Kalau di Pulau Jawa, mungkin sedikit-sedikit tergerus, tetapi PLTA-nya sudah lama-lama," katanya beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, dia sangat mendukung proyek PLTA untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024.
"Saat ini, listrik yang termurah, sekitar 3 sen atau lebih rendah, adalah hidro (air)," tambahnya.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S Atmawidjaja menjelaskan bahwa proyek-proyek strategis yang diusulkan oleh Indonesia untuk masuk dalam kompendium World Water Forum ke-10 mencakup berbagai bidang, termasuk modernisasi irigasi, pembangunan bendungan, dan penyediaan air minum bersih.
Endra juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar negara dan pemangku kepentingan untuk merumuskan solusi yang efektif terhadap tantangan air global.
"Proyek strategis (Indonesia) yang ditawarkan tentang modernisasi irigasi, tentang air minum, bendungan, tentang PLTA. Itu yang kami harapkan muncul di kompendium itu," ujarnya.
