Menelusuri Peta Jalan Transisi Energi RI

Menelusuri Peta Jalan Transisi Energi RI
Panel surya. (Dok: @pst.kitring.sulsel)

Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif membeberkan peta jalan transisi energi Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE). Hal tersebut ia sampaikan pada acara "G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialogue" di Bali, Minggu (18/05/2024).

"Kami telah mengembangkan Peta Jalan NZE di sektor energi untuk mencapai target emisi dan melaksanakan transisi energi bersih," tegasnya.

Dalam paparannya, Arifin menjelaskan bahwa peta jalan ini mencakup pengembangan energi terbarukan, program pengurangan karbon, pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara, elektrifikasi, langkah-langkah dan praktik efisiensi energi, serta penerapan teknologi CCS/CCUS (Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage).

Berdasarkan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia bertekad untuk mengurangi emisi dari 29% menjadi 32% pada tahun 2030. Sektor energi ditargetkan menyumbang pengurangan emisi sebesar 358 juta ton CO2, naik dari target sebelumnya yang sebesar 314 juta ton CO2.

Arifin juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam mencapai target tersebut. 

"Indonesia diberkahi dengan sumber daya energi yang beragam, seperti minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan bersih seperti hidro, surya, angin dan laut. Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkannya secara optimal," ungkapnya.

Pemerintah sedang menjalankan beberapa program untuk mendukung peta jalan NZE. Pengembangan tersebut meliputi pengembangan infrastruktur interkoneksi listrik, infrastruktur pipa gas, dan eksplorasi gas alam secara masif.

Lebih lanjut, Arifin juga menyoroti pentingnya dukungan keuangan yang memadai untuk mencapai target NZE. 

"Ada beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, IPEP yang saat ini sedang berlangsung, kami juga berharap bahwa G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA) dapat mendukung program kami," ujarnya.

Selain itu, Arifin juga menyampaikan bahwa pengembangan teknologi dan skala industri menjadi fokus utama untuk memaksimalkan penggunaan energi baru terbarukan. 

"Kita harus memastikan bahwa program transisi energi bersih dapat memberikan dampak positif yang berharga bagi masyarakat. Kami mengharapkan kerjasama yang lebih kuat antara negara-negara berkembang dan kurang berkembang agar dapat mempercepat program sehingga tidak ada yang tertinggal," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Arifin Tasrif

Index

Berita Lainnya

Index