Listrik Indonesia | Wonosobo, Jawa Tengah, kembali dilanda banjir dan longsor dahsyat yang menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat setempat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia, sebagai dampak nyata dari perubahan iklim akibat pemakaian energi berbasis karbon sejak ratusan tahun lalu.
Kenaikan suhu bumi yang terus berlanjut menjadi penyebab utama cuaca ekstrem, termasuk intensitas hujan yang meningkat, sehingga memperparah risiko banjir dan longsor. Menurut Dr. Kurtubi, mantan Ketua Kaukus Nuklir Parlemen (2014-2019), solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ini adalah dengan beralih ke energi bersih dari Energi Baru dan Terbarukan (EBET), termasuk energi nuklir.
Potensi Energi Nuklir di Indonesia
Indonesia memiliki cadangan uranium dan thorium yang melimpah, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selama ribuan tahun. Potensi ini sudah disadari sejak era Presiden Soekarno pada 1950-an, namun hingga kini, belum ada satu pun PLTN yang terbangun di tanah air.
Dr. Kurtubi dalam keterangannya menegaskan bahwa pemanfaatan energi nuklir sebagai bagian dari transisi energi nasional tidak hanya akan mengurangi emisi karbon, tetapi juga memastikan pasokan listrik yang stabil dan murah. "Listrik dari PLTN bersifat non-intermiten, artinya bisa beroperasi 24 jam tanpa memerlukan penyimpanan energi yang besar dan mahal," ujarnya.
Sebagai solusi konkret, Dr. Kurtubi mengusulkan agar Presiden Prabowo Subianto segera memproklamasikan lahirnya industri nuklir hulu-hilir di Indonesia. Di sektor hulu, perlu dimulai pengembangan usaha pemanfaatan uranium dan thorium dalam negeri, sementara di sektor hilir, pembangunan PLTN harus dilakukan secara berkesinambungan.
"Listrik dari PLTN dapat menopang hilirisasi industri berbasis bahan tambang yang beroperasi 24 jam nonstop, mulai dari smelter hingga industri hilir. Hal ini akan memperkuat daya saing industri nasional dan menciptakan efisiensi energi yang signifikan," tambahnya.
Upaya dan Harapan
Sejak menjadi anggota Komisi VII DPR RI, Dr. Kurtubi telah aktif menyuarakan pentingnya energi nuklir dalam berbagai kesempatan, termasuk kunjungan kerja ke daerah dan studi banding ke PLTN di negara maju seperti China, Jepang, Korea, Perancis, dan Amerika Serikat.
Kini, harapan besar dititipkan kepada pemerintah untuk mengambil langkah tegas dan berani dalam mewujudkan visi energi bersih melalui pembangunan industri nuklir nasional. "Saatnya Indonesia memanfaatkan potensi energi nuklir untuk masa depan yang berkelanjutan," tutupnya.
Indonesia Kaya Uranium, Kenapa PLTN Belum Dibangun?
Dr. Kurtubi, Tokoh Energi
.jpg)
