Listrik Indonesia | Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia mulai menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai bagian dari upaya transisi menuju energi bersih. Ia menegaskan bahwa nuklir kini menjadi salah satu sumber energi yang diminati banyak negara untuk mendukung target pengurangan emisi global.
Dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2025 yang berlangsung di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024), Airlangga menyebut Indonesia telah mendapatkan komitmen bantuan internasional untuk mendorong pengembangan energi bersih. Salah satu alokasi dana tersebut adalah untuk proyek energi berbasis nuklir.
"Melalui JETP, dana yang tersedia mencapai US$ 20 miliar, sementara Asia Zero Emission Community (ASEC) dari Jepang memberikan komitmen sebesar US$ 500 juta. Dana ini akan mendukung berbagai program, termasuk geothermal dan pengembangan energi nuklir," ujarnya.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa PT PLN (Persero) telah menandatangani kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dan Jepang untuk membangun reaktor modular kecil atau *small modular reactor* (SMR). Tahap awal kerja sama ini meliputi uji kelayakan sebelum masuk ke fase pembangunan.
"Selain Jepang dan Amerika Serikat, beberapa negara lain juga menunjukkan minat untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia," tambahnya.
GoogleNews
.jpg)
