MoU Strategis Diteken, HDF Dorong Hidrogen Hijau Ubah Wajah Transportasi Laut RI

MoU Strategis Diteken, HDF Dorong Hidrogen Hijau Ubah Wajah Transportasi Laut RI
HDF Energy Teken MoU Strategis di GHES 2025

Listrik Indonesia | Langkah besar menuju transisi energi berkelanjutan diambil hari ini, saat PT HDF Energy Indonesia anak usaha HDF Energy menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT PLN (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Kesepakatan ini bertujuan untuk melakukan studi bersama dalam upaya dekarbonisasi sektor maritim nasional melalui pemanfaatan hidrogen hijau yang diproduksi secara lokal. 

Dalam keterangan resmi yang diterima Listrik Indonesia, Rabu, (16/4/2025). Studi ini akan dilaksanakan dengan dukungan dan pendanaan bersama dari International Maritime Organization (IMO). Selain itu, HDF juga meneken MoU dengan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg), subholding PLN Energi Primer Indonesia, untuk mengeksplorasi potensi penggunaan hidrogen sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan pada sistem pendukung kapal besar. 

Penandatanganan dilakukan dalam ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit di Indonesia, dan menandai komitmen kuat Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060, khususnya melalui transformasi energi sektor transportasi laut dan penyeberangan. Inisiatif ini sejalan dengan Net Zero Emission Roadmap for the Energy Sector dan National Hydrogen Roadmap, yang menempatkan sektor transportasi, terutama maritim, sebagai fokus pengembangan hidrogen. 

Fokus di Kawasan Timur Indonesia 

Studi awal akan difokuskan di wilayah Indonesia Timur, yang kaya akan potensi energi terbarukan dan merupakan lokasi penting bagi rute penyeberangan ASDP. Di wilayah ini, HDF tengah mengembangkan 23 pembangkit listrik tenaga hidrogen Renewstable®, dengan total potensi investasi mencapai USD 2,3 miliar. Pembangkit ini menggabungkan tenaga surya dan sistem penyimpanan energi berbasis hidrogen hijau untuk menghasilkan listrik yang bersih, stabil, dan tersedia 24 jam nonstop. 

Selain menyuplai listrik bersih, pembangkit Renewstable® juga menghasilkan kelebihan hidrogen hijau yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan transportasi laut. Hidrogen ini akan digunakan untuk menggerakkan fuel cell berdaya tinggi buatan HDF, yang dirancang khusus untuk kapal dan sistem maritim, menawarkan solusi modular dan andal untuk propulsi tanpa emisi. 

Komitmen dari Para Pemangku Kepentingan 

Sebagai operator jaringan kapal feri terbesar di dunia, ASDP punya peran vital dalam konektivitas antarpulau, dan siap melakukan konversi armada serta infrastruktur pelabuhannya ke solusi berbasis hidrogen dan energi terbarukan. Direktur Operasi dan Transformasi ASDP, Rio Theodore Lasse, menyatakan bahwa ASDP tengah menyusun proyek percontohan kapal feri hibrida berbasis baterai dan hidrogen sebagai model yang dapat direplikasi di masa depan. 

PLN, melalui berbagai inisiatifnya, juga mendorong ekosistem hidrogen nasional mulai dari pembangunan fasilitas produksi, stasiun pengisian, hingga proyek percontohan. “Setelah sukses mendorong ekosistem kendaraan listrik, kami juga menjajaki kendaraan hidrogen sebagai alternatif dalam dekarbonisasi sektor transportasi,” ujar Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN. 

Di sisi lain, Kementerian Perhubungan melalui Strategi Transportasi Berkelanjutan terus mendorong penggunaan bahan bakar bersih dan efisiensi energi. Capt. Hendri Ginting dari Ditjen Perhubungan Laut menyampaikan bahwa pihaknya menjadi inisiator studi retrofit kapal menjadi sistem hibrida berbasis hidrogen dan baterai, yang saat ini didukung penuh oleh proyek IMO GreenVoyage2050

Presiden Direktur PT BAg, Tri Susanto, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan HDF merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk ikut mendorong dekarbonisasi sektor pelayaran. “Kami ingin memahami lebih dalam potensi hidrogen sebagai sumber energi alternatif kapal, dan meyakini bahwa sinergi antar pemangku kepentingan menjadi kunci transformasi energi yang sukses,” katanya. 

Penandatanganan MoU ini turut disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, serta Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, H.E. Fabien Penone. Dalam sambutannya, Penone menyebut kerja sama ini sebagai simbol kemitraan strategis antara Prancis dan Indonesia di bidang energi, dan akan menjadi salah satu agenda utama dalam kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia akhir Mei mendatang. 

Jose Matheickal dari IMO menambahkan, “Inisiatif ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan nasional dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan bisa menjadi fondasi kemajuan menuju masa depan maritim tanpa emisi.” 

Mathieu Geze, Direktur Regional Asia Pasifik dan Presiden Direktur PT HDF Energy Indonesia, menyatakan, “Kami bangga bisa membawa Indonesia menjadi pelopor inovasi hidrogen hijau di kawasan Asia Pasifik. Teknologi fuel cell kami akan menjadi lompatan besar dalam dekarbonisasi transportasi laut di Nusantara.”

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#GHES 2025

Index

Berita Lainnya

Index