Listrik Indonesia | PT Freeport Indonesia (PTFI), anak usaha Freeport-McMoRan Inc. (NYSE: FCX), memastikan akan mengajukan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk tambang Grasberg di Papua. Rencana ini dijadwalkan berlangsung pada tahun 2025, guna memperpanjang masa operasi yang saat ini berakhir pada 2041.
Dalam laporan kinerja kuartal I-2025 yang dirilis pada 24 April lalu, FCX menegaskan bahwa PTFI telah memenuhi sejumlah syarat penting yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk dapat mengajukan perpanjangan izin. Syarat-syarat tersebut meliputi:
• Kepemilikan domestik lebih dari 51%, dengan saat ini pemerintah Indonesia melalui PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) menguasai 51,24% saham PTFI.
• Penyelesaian pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter dan PMR) di Gresik, yang ditargetkan mencapai kapasitas penuh pada akhir 2025.
• Komitmen terhadap eksplorasi tambahan dan peningkatan kapasitas pemurnian, sesuai arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Permohonan perpanjangan izin akan diajukan setelah tercapainya kesepakatan final terkait rencana pengalihan tambahan 10% saham PTFI kepada MIND ID, yang direncanakan berlaku efektif mulai 2041. Jika rencana ini berjalan sesuai harapan, kepemilikan saham FCX di PTFI akan turun menjadi sekitar 39%.
Seiring dengan langkah perpanjangan izin, FCX juga menekankan sejumlah inisiatif strategis jangka panjang di Indonesia. Salah satunya adalah penyelesaian proyek smelter baru PTFI di Gresik, yang sempat tertunda akibat insiden kebakaran pada Oktober 2024.
Proses start-up smelter ini dijadwalkan kembali pada kuartal II 2025, dengan target operasi penuh sebelum akhir tahun. Fasilitas tersebut akan terintegrasi dengan unit pemurnian logam mulia (PMR) yang juga diharapkan mulai beroperasi secara maksimal tahun ini.
Dengan beroperasinya smelter dan PMR, PTFI menargetkan penjualan sebesar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas sepanjang 2025. Peningkatan produksi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat produksi logam strategis dunia.
Di sisi lain, proyek tambang bawah tanah Kucing Liar juga menjadi prioritas pengembangan. Proyek ini diperkirakan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas hingga akhir masa izin tahun 2041. Bila perpanjangan izin disetujui, potensi ekspansi proyek ini akan semakin terbuka. FCX memperkirakan kebutuhan investasi proyek Kucing Liar mencapai sekitar 4 miliar dolar AS selama tujuh hingga delapan tahun mendatang.
Sebagai bagian dari komitmen dekarbonisasi, PTFI saat ini tengah membangun fasilitas pembangkit listrik berbasis gas alam untuk menggantikan penggunaan batu bara di kompleks Grasberg. Proyek senilai 1 miliar dolar AS ini ditargetkan rampung dalam tiga tahun, dengan harapan dapat memangkas emisi gas rumah kaca secara signifikan.
