Listrik Indonesia | Bill Gates, pendiri Microsoft dan Ketua TerraPower, mengungkapkan visi ambisiusnya dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) saat bertemu dengan Utusan Khusus Pemerintah Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, di Jakarta pada Selasa (7/5). Dalam pertemuan tersebut, Gates menjelaskan bahwa TerraPower sedang membangun reaktor nuklir generasi terbaru di Amerika Serikat sebagai proyek percontohan pertama perusahaan.
Menurut Gates, proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah perusahaan teknologi asal Korea Selatan seperti Hyundai dan SK Group. Targetnya, reaktor ini dapat mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2030.
“Dalam satu dekade ke depan, kami menargetkan pembangunan kapasitas hingga 30 gigawatt melalui teknologi Small Modular Reactor (SMR),” ujar Gates.
Ia juga mengungkapkan bahwa TerraPower sebelumnya menjalin kerja sama dengan mitra di Tiongkok. Namun, kolaborasi itu terpaksa dihentikan menyusul pembatasan kebijakan pemerintah Amerika Serikat terkait kerja sama teknologi strategis dengan negara tersebut. Kini, TerraPower mengalihkan fokus untuk memperluas kemitraan ke negara-negara yang membutuhkan solusi energi nuklir yang efisien dan aman, seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris.
Di sisi lain, Hashim menyambut baik paparan Gates. Ia menyampaikan bahwa Indonesia tengah berada dalam tahap persiapan peluncuran program PLTN skala nasional, dan membuka kemungkinan untuk menggandeng TerraPower sebagai mitra teknologi.
"Pemerintah kami sedang menyiapkan program nuklir dengan skala yang ambisius. Saya ingin memahami lebih jauh potensi dan implementasi SMR untuk Indonesia," kata Hashim.
Pertemuan ini dinilai sebagai langkah awal yang potensial menuju kemitraan strategis antara Indonesia dan TerraPower. Dengan kebutuhan energi yang terus meningkat dan komitmen terhadap transisi energi bersih, kerja sama ini dapat membuka jalan bagi pembangunan PLTN berteknologi canggih di Indonesia.
