Listrik Indonesia | Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyambut positif rencana kerja sama Indonesia dan Rusia dalam pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai. Menurut Eddy, langkah ini sangat sejalan dengan visi ketahanan energi yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Rencana kolaborasi ini mengemuka usai Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia di sektor energi nuklir. Hal tersebut disampaikan Putin dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo saat kunjungan kenegaraan ke Rusia.
“Pertama-tama, tawaran langsung dari Presiden Putin ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia semakin diperhitungkan dalam percaturan geopolitik global. Presiden Prabowo menjalankan diplomasi internasional secara aktif, sehingga Indonesia kini menjadi mitra strategis bagi baik negara-negara BRICS maupun negara-negara Barat,” ujar Eddy dalam keterangan tertulis, Minggu (22/6/2025).
Eddy menilai, kebutuhan energi nuklir di Indonesia akan meningkat dalam 8–10 tahun ke depan, terutama saat kapasitas sumber energi terbarukan di Pulau Jawa mulai mencapai batas optimal. Oleh karena itu, energi nuklir dinilai sebagai salah satu solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan energi jangka panjang secara berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan Eddy dalam sebuah forum publik yang digelar oleh Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Indonesia di UI Convention Center, Jakarta, belum lama ini.
“Energi nuklir merupakan sumber energi bersih yang dapat beroperasi sepanjang waktu. Dengan standar keamanan tinggi, energi ini mampu memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan porsi energi bersih dalam bauran energi nasional,” ungkap Eddy.
Menanggapi lebih lanjut potensi kerja sama dengan Rusia, Eddy memaparkan pengalamannya saat menghadiri Kongres Ekologi Internasional Nevsky XI di St. Petersburg, Rusia. Di sela acara tersebut, ia menggelar pertemuan khusus dengan Kirill Komarov, First Deputy CEO dari Rosatom perusahaan Rusia yang dikenal sebagai salah satu pemimpin global dalam teknologi nuklir sipil.
“Rosatom memiliki teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) modular yang sudah terbukti keandalannya. Teknologi ini merupakan terobosan penting dalam pengembangan energi bersih secara global dan berpotensi diadaptasi di Indonesia,” jelasnya.
Eddy menambahkan bahwa kolaborasi Indonesia dan Rusia dalam pengembangan PLTN modular bukan hanya soal investasi infrastruktur, tetapi juga mencakup transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas SDM Indonesia di bidang teknologi nuklir.
“Kami melihat potensi besar dari kerja sama ini untuk mendorong penguasaan teknologi strategis dan menciptakan kemandirian energi nasional ke depan,” tutupnya.
