Current Date: Minggu, 09 November 2025

Ditanya Soal Investor PLTN, Bahlil Colek Rival AS

Ditanya Soal Investor PLTN, Bahlil Colek Rival AS
PLTN. (Dok: @dae.connect)

Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa sejumlah negara telah menyatakan minat untuk berinvestasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Salah satunya datang dari perusahaan asal Rusia. Hal tersebut ia ungkapkan usai menghadiri Jakarta Geopolitical Forum ke-9, Rabu (26/6/2025).

“Pada 2034 maksimal, kita itu sudah harus punya nuklir di sektor energi. Bangun power plant. Memang yang model yang kita bangun itu adalah small medium, yang mungkin di angka 300 MW sampai 500 MW. Ini dulu yang kita dorong. Dan itu dulu ya Sumatra sama Kalimantan, di dua tempat, yang sudah kita setujui di RUPTL,” ujar Bahlil.

Kementerian ESDM sendiri telah menetapkan target operasional PLTN pertama di Indonesia pada tahun 2034. Target ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, dengan kapasitas awal mencapai sekitar 500 megawatt (MW).

Terkait kerja sama dengan pihak asing dalam pengembangan teknologi nuklir, Bahlil menekankan bahwa Indonesia tetap membuka peluang kemitraan dengan negara manapun, selama hubungan kedua belah pihak baik dan kerja sama tersebut saling menguntungkan.

“Bagi kita, siapapun negaranya gak ada masalah, selama dia punya hubungan kerja sama sama Indonesia, dan sekali lagi saling menguntungkan. Begitu,” ujarnya.

Salah satu wilayah yang disiapkan untuk pengembangan PLTN adalah Kalimantan Barat. Wilayah ini disebut memiliki potensi energi yang cukup beragam, termasuk tenaga air, biomassa, biogas, batu bara, serta sumber daya nuklir seperti uranium dan thorium. Berdasarkan dokumen RUPTL 2025–2034, potensi energi nuklir berasal dari kandungan uranium dan thorium yang tersebar di Kabupaten Melawi.

“Potensi uranium di Kabupaten Melawi menurut Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kalimantan Barat sebesar ± 24.112 ton. Namun, pemanfaatan nuklir sebagai energi primer masih menunggu adanya kebijakan dari Pemerintah yang didukung studi kelayakan pembangunan PLTN,” tulis dokumen tersebut.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLTN

Index

Berita Lainnya

Index