PLN NPS Pamer Strategi dan Inovasi Co-firing di IBEA 2025

PLN NPS Pamer Strategi dan Inovasi Co-firing di IBEA 2025
Direktur Operation & Maintenance PLN NPS, Ir. Maryono, ST., MMT, IPU, ASEAN Eng.

Listrik Indonesia | PT PLN Nusantara Power Services (PLN NPS) menampilkan strategi dan capaian program co-firing sebagai bagian dari transisi energi di ajang Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2025. 

Direktur Operation & Maintenance PLN NPS, Ir. Maryono, ST., MMT, IPU, ASEAN Eng Dalam presentasinya yang bertajuk “Strategi Eksekusi Co-firing PLN NPS untuk Mendukung Program NZE Moon Shoot PLN” menampilkan sejumlah peta jalan dan studi teknis dalam mengintegrasikan biomassa sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kebijakan Transisi Energi Nasional

Strategi co-firing yang diusung PLN NPS merujuk pada kebijakan nasional seperti Rencana Jangka Panjang Nasional (RJPN) 2025–2045, Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025, dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Ketiga dokumen tersebut mendorong pemanfaatan biomassa dan biofuel, termasuk penerapan teknologi co-firing untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan serta menurunkan emisi karbon.

Roadmap dan Implementasi Co-firing

Hingga tahun 2025, PLN NPS menargetkan implementasi co-firing di 52 lokasi PLTU dengan kapasitas total 18.895 MW dan kebutuhan biomassa sekitar 10,2 juta ton per tahun. Estimasi produksi listrik dari biomassa mencapai 12,71 TWh, menyumbang 3,59% terhadap bauran energi nasional.

Penyebaran implementasi mencakup wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Maluku dan Papua. Dari peta implementasi April 2025, tercatat realisasi pemakaian biomassa di beberapa PLTU seperti Bangka (16.340 ton), Belitung (3.115 ton), Kendari (4.323 ton), dan Ropa (273 ton) dan dengan beberapa lokasi lainnya.

PLTU Bangka dan Ropa

PLTU Bangka menjalankan program co-firing dengan menggunakan woodchip dan cangkang sawit, dengan berbagai tingkat pencampuran biomassa mulai dari 5% hingga 25%. Program ini telah melewati uji durabilitas selama 3.000 jam sesuai SOP dan menunjukkan performa operasional yang terpantau melalui berbagai parameter teknis.

Rencana Peningkatan dan Mitigasi

Dalam rencana pengembangan ke depan, PLN NPS menyoroti dua isu penting, yaitu kesinambungan pasokan biomassa dan karakteristik teknis biomassa yang beragam. Untuk itu, dilakukan antisipasi melalui penyediaan infrastruktur pengolahan di sekitar pembangkit dan pengujian kualitas biomassa.

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLN Nusantara Power Services

Index

Berita Lainnya

Index