Demi Hindari Blackout, Australia Batalkan Penutupan PLTU Terbesarnya

Demi Hindari Blackout, Australia Batalkan Penutupan PLTU Terbesarnya
PLTU Eraring Australia

Listrik Indonesia | Pemerintah New South Wales (NSW) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Eraring, yang merupakan fasilitas batu bara terbesar di Australia, tidak jadi ditutup pada 2025 seperti rencana semula. 

Mengutip laporan The Australian, pemerintah NSW bersama operator Origin Energy telah mencapai kesepakatan baru untuk memperpanjang masa operasi hingga Agustus 2027. Bahkan, ada peluang pembangkit berkapasitas besar ini tetap beroperasi sampai 2029 jika pasokan energi terbarukan belum siap mengambil alih. 

Sebelumnya, pada Mei 2024, pemerintah dan Origin Energy menandatangani Generator Engagement Project Agreement (GEPA) yang menetapkan penghentian operasi pada tahun ini. Namun, kesepakatan terbaru mengubah arah kebijakan tersebut. 

Dalam perjanjian baru, pemerintah NSW memberikan skema jaminan finansial berupa underwriting yang menutup hingga 80% potensi kerugian operasional, dengan nilai maksimal AUD 225 juta per tahun. Sebaliknya, jika pembangkit mencatat keuntungan, pemerintah berhak atas 20% dari laba hingga AUD 40 juta per tahun. Eraring juga diwajibkan menghasilkan sedikitnya 6 terawatt-jam listrik per tahun, setara dengan pengoperasian dua dari empat unit yang ada. 

“Penutupan pada Agustus 2027 masih menjadi rencana utama. Namun, beberapa unit bisa saja tetap dijalankan hingga 2029 demi menjaga keamanan pasokan listrik dan harga yang terjangkau,” ujar CEO Origin Energy, Frank Calabria, dikutip dari Australian Financial Review (AFR), Selasa (2/9/2025). 

Antisipasi Blackout dan Lonjakan Harga 

Keputusan perpanjangan ini berangkat dari kekhawatiran pemerintah NSW dan regulator energi bahwa penutupan PLTU pada 2025 dapat memicu blackout serta mendorong lonjakan tarif listrik. Peran Eraring dinilai krusial sebagai “penyangga” sampai energi terbarukan, jaringan transmisi, serta sistem penyimpanan seperti baterai siap menggantikan fungsi batu bara. 

Sejumlah analis menilai keputusan ini bisa menjadi sinyal bahwa transisi energi di Australia menghadapi hambatan besar. Keterlambatan pembangunan proyek energi terbarukan, termasuk Project EnergyConnect dan zona energi hijau, membuat sistem masih bergantung pada pembangkit konvensional. 

Namun, langkah ini menuai kritik dari kalangan lingkungan hidup dan sebagian pakar energi. Mereka menilai perpanjangan operasi Eraring akan meningkatkan emisi karbon dalam jumlah besar sekaligus memberi sinyal negatif bagi iklim investasi energi bersih. Laporan terbaru bahkan memperkirakan tambahan emisi CO? bisa mencapai jutaan ton akibat penundaan penghentian operasi.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLTU

Index

Berita Lainnya

Index