Listrik Indonesia | Komisi XII DPR RI melalui Panja Lingkungan Hidup menyoroti dampak lingkungan dari operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten.
Putri Zulkifli Hasan menyoroti isu kualitas udara menjadi perhatian utama karena berpotensi memengaruhi kesehatan warga sekitar. Hal tersebut ia ungkapkan dalam kunjungan kerja spesifik pada beberapa waktu yang lalu, dikutip Senin (15/9/2025).
“PLTU biasanya erat kaitannya dengan kualitas udara. Jangan sampai masyarakat sekitar terdampak penyakit ISPA atau masalah kesehatan lain akibat polusi,” tegasnya.
Dalam pertemuan dengan pihak pengelola PLTU, Putri membahas sejumlah aspek, mulai dari emisi gas rumah kaca, pengelolaan fly ash dan bottom ash, hingga pemenuhan baku mutu udara di kawasan tersebut. Ia juga menekankan agar program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan PLTU benar-benar memberikan dampak positif.
“Kami ingin masyarakat sekitar PLTU Suralaya juga merasakan manfaat positif, bukan justru menanggung dampak kesehatan atau lingkungan,” ungkapnya.
Pihak PLTU memaparkan penerapan teknologi co-firing biomassa dan sampah sebagai upaya menekan emisi. Namun, Komisi XII menilai evaluasi berkala tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan program tersebut.
“Ketahanan energi harus berjalan seiring dengan keberlanjutan ekosistem. Indonesia harus tetap bersih, sehat, dan hijau,” pungkas Putri.
