Listrik Indonesia | Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, meminta perusahaan tambang milik negara tidak hanya berperan sebagai penonton dalam agenda hilirisasi mineral. Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama jajaran direksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT Vale Indonesia Tbk di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Andre menegaskan mineral strategis seperti nikel, bauksit, dan tembaga tidak lagi dapat dipandang sebatas komoditas mentah.
“Pertambahan mineral khususnya nikel, bauksit, dan tembaga bukan lagi sekedar komoditas mentah. Sektor ini telah ditetapkan sebagai pilar fundamental yang akan menentukan nasib Indonesia dalam persaingan global,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan hilirisasi menjadi kunci agar Indonesia tidak terus bergantung pada ekspor bahan mentah. Ia menyebut agenda tersebut juga sejalan dengan target pemerintah menjadikan Indonesia pemain utama dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.
Dalam kesempatan itu, Andre menilai peran Antam, Inalum, dan Vale strategis dalam mendorong transformasi sumber daya alam menjadi produk bernilai tambah tinggi.
- Baca Juga Memahami Tindakan Fraud di Tubuh BUMN
“Kehadiran ketiga entitas kunci dalam RDP pada hari ini sangatlah strategis. Ketiganya perlu memiliki rencana kerja dan aksi korporasi yang tersusun dengan matang guna mewujudkan hilirisasi produk pertambangan menuju kemandirian industri mineral nasional,” katanya.
Ia menambahkan, Komisi VI DPR RI akan mengawal jalannya hilirisasi agar dijalankan secara efektif, transparan, dan berpihak pada kepentingan nasional.
“Kami berharap RDP hari ini dapat menghasilkan komitmen yang kuat dan langkah-langkah strategis yang terukur demi memastikan multiplier effect dari kekayaan mineral ini benar-benar kembali sebesar-besarnya untuk kemampuan rakyat,” tutupnya.
.jpg)
