Current Date: Selasa, 25 November 2025

Ketika Limbah Jagung Jadi Energi, Petani Tuban Raup Penghasilan Tambahan

Ketika Limbah Jagung Jadi Energi, Petani Tuban Raup Penghasilan Tambahan
Limbah Jagung Jadi Energi

Listrik Indonesia | Petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur kini menikmati manfaat baru dari hasil panennya. Melalui program inovatif PT PLN Nusantara Power (NP) selaku Subholding PT PLN (Persero), bonggol dan jerami jagung yang biasanya hanya dibakar kini dapat dijual untuk diolah menjadi biomassa sebagai bahan bakar co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar.

Muzamil, anggota Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur Desa Beji, mengaku merasakan langsung dampaknya. “Limbah jagung yang dulu hanya terbuang sekarang bisa dijual ke PLTU, jadi menambah penghasilan. Kami berterima kasih atas program ini,” ujarnya, Sabtu (20/9).

Roni, petani lain dari kelompok yang sama, juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, selain menambah pemasukan, program ini turut mendukung keberlanjutan pertanian mereka. “Dulu bonggol jagung tidak ada nilainya, bahkan sering dibakar. Sekarang bisa dibeli oleh PLTU. Kami juga dapat bantuan sumur sibel, jadi lebih hemat untuk pengairan sawah,” katanya.

Program ini dijalankan oleh PLN NP melalui Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar sebagai bagian dari CSR bertajuk Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi). Kabupaten Tuban sendiri merupakan sentra jagung nasional dengan produksi lebih dari 760 ribu ton per tahun. Hasil panen itu menghasilkan limbah dalam jumlah besar, yang kini bisa dimanfaatkan menjadi energi bersih.

Untuk memperlancar pengolahan, PLN NP memberikan dukungan berupa mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari kepada Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN). Mesin ini resmi diuji coba pada 20 September lalu.

Bang Am, Ketua Koperasi ECN, menuturkan keberadaan mesin tersebut membuat petani tidak lagi repot membakar sisa panen. “Petani cukup menjual limbah jagung ke koperasi, malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami bisa memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menampung hasil panen masyarakat,” jelasnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan komitmen PLN untuk memperluas penerapan co-firing biomassa sebagai langkah menuju kemandirian energi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dulu tugas PLN hanya menyediakan listrik. Sekarang kami menghadirkan energi yang bersih, terjangkau, sekaligus mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan menjaga lingkungan,” katanya.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah. Ia menyebut bahwa co-firing biomassa di PLTU Tanjung Awar-Awar menjadi contoh bagaimana transisi energi dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi lokal.

“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa bukan hanya menekan emisi karbon, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani. Ini bukti bahwa transisi energi bisa memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” pungkas Ruly.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Waste to Energy Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index