Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Smart Microgrid Nusa Penida, sebuah sistem kelistrikan cerdas yang memadukan teknologi digital dengan pemanfaatan energi bersih. Sistem ini mampu mengatur berbagai jenis pembangkit dan penyimpanan baterai secara otomatis, sehingga pasokan listrik tetap stabil di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan percepatan transisi menuju energi terbarukan di kawasan Nusa Penida.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa kehadiran smart microgrid ini menjadi langkah nyata PLN dalam membangun sistem energi masa depan yang lebih berkeadilan dan ramah lingkungan. Dengan terintegrasinya pembangkit energi terbarukan, teknologi penyimpanan energi, dan sistem kendali digital, PLN tidak hanya meningkatkan keandalan listrik, tetapi juga konsisten menekan emisi karbon.
“Kami sedang menyiapkan masa depan energi Indonesia yang lebih efisien dan berkelanjutan. Melalui smart microgrid, PLN bertransformasi dari sekadar penyedia listrik konvensional menjadi perusahaan energi berbasis teknologi yang siap menghadapi tantangan transisi energi global,” ujar Darmawan.
Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menambahkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari perjalanan transformasi PLN menuju sistem energi yang cerdas, tangguh, dan semakin hijau. Sistem yang dibangun diharapkan mampu mengelola data dan teknologi secara efisien serta responsif, untuk memastikan kesiapan menghadapi perkembangan era digital dan tuntutan transisi energi.
Menurut Arsyadany, sebelumnya suplai listrik untuk Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan masih sangat bergantung pada pembangkit diesel. Kini, sistem tersebut telah terintegrasi dengan PLTS Suana berkapasitas 3,5 MWp dan Battery Energy Storage System (BESS) 1,8 MWh. Dengan integrasi ini, distribusi energi dapat diatur secara otomatis guna menjaga keseimbangan antara pasokan energi surya dan cadangan diesel secara real time.
“Teknologi cerdas seperti ini tidak hanya diterapkan di kota besar. Kehadirannya di pulau-pulau kecil seperti Nusa Penida menunjukkan komitmen PLN dalam memastikan akses listrik yang bersih, merata, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.
General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menyampaikan bahwa Smart Microgrid Nusa Penida merupakan wujud nyata transformasi PLN dalam memperkuat digitalisasi sistem distribusi dan mendukung penerapan energi hijau di Bali. Ia menilai, Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi wisata unggulan kini juga menjadi contoh modernisasi kelistrikan di daerah kepulauan.
Eric menjelaskan bahwa keberhasilan proyek ini merupakan hasil kerja sama PLN UID Bali, PLN Icon Plus, dan PLN Indonesia Power, yang bersama-sama menangani integrasi sistem, pengoperasian pembangkit, dan pengelolaan wilayah. Proyek ini juga mendapat dukungan dari USAID SINAR yang terlibat sejak tahap awal perencanaan.
“Smart microgrid ini dirancang untuk mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda, mulai dari PLTD, PLTS, hingga BESS. Dengan cara ini, keandalan sistem dapat ditingkatkan sekaligus menekan biaya pokok penyediaan listrik,” paparnya.
Hingga Agustus 2025, sistem kelistrikan di Nusa Penida melayani lebih dari 23 ribu pelanggan dengan daya terpasang mencapai 60,91 MVA dan transaksi energi sebesar 59,82 GWh. Melalui smart microgrid, PLN optimistis sistem kelistrikan di kawasan ini akan semakin efisien, kuat, dan mendorong Bali menuju daerah yang lebih hijau dan mandiri energi.
PLN Aktifkan Smart Microgrid di Nusa Penida
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho (kiri) bersama petugas meninjau ruang kontrol Smart Microgrid Nusa Penida.
.jpg)
