
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM. (Foto: T Sofyan/Listrik Indonesia)
Dirjen Gatrik Rida Mulyana mengatakan, PJB Connect merupakan ajang bagaimana satu perusahaan berupaya untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi, khususnya pembangkitan serta, untuk meningkatkan kualitas SDM, khususnya di pembangkitan melalui seminar, ekshibisi, dan saling tukar pengalaman yang digelar di acara ini.“Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meningkatkan yang menitik bertakan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),” ujar dia, di sela-sela launching PJB Connect 2019, Surabaya, Jawa Timur.
Rida menambahkan, pemerintah dari sisi sektor ketenagalistrikan, selalu berupaya selalu menyajikan yang biasa kami sebut 4K, yaitu Ketersediaan, Kualitas, Keberlanjutan, dan Keterjangkauan harga. “Pasalnya, saat ini, kita memasuki periode transisi penggunaan energi atau in terms of resources. Saat ini, di dunia sedang ada tiga isu yang perlu ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan krisis, di mana ketersedian masih berkurang dan permintaan semakin meningkat. Tiga hal ini adalah food, energy, and water (FEW),” kata dia.
Selama ini penggunaan energi di dunia, tambah Rida, terutama di Indonesia masih ditopang energi yang berasal dari fosil, misalnya batu bara, yang semakin berkurang dari sisi ketersedian. Belum lagi adanya tekanan dari sisi lingkungan. Maka renewable energy atau new energy, bukan lagi menjadi opsi atau pilihan, tetapi menjadi keharusan. “Saya berharap PT PJB semakin mempercepat langkah dalam melakukan transisi energi. Sebab, krisis energi semakin mendekat. Kita harus mempercepat transisi secara bersama-sama. Meski masih ada tantangan dari regulasi, tetapi kami akan terus membantu dan terbuka dalam menerima masukan. Saat ini, yang terpenting adalah pelaksanaan di lapangan,” jelas dia.
Selain itu, Rida membawa pesan khusus dari Menteri ESDM untuk PT PJB, pertama seluruh PLTU yang berbasis energi batu bara harus melakukan langkah menggunakan biomassa atau biogas sesuai teknologi yang dimiliki. “Di Indonesia terdapat sekitar 800 perkebunan kelapa sawit dan masing-masing perkebunan memiliki potensi memberikan kontribusi untuk menghasilkan listrik sekitar 3-5 MW, baik melalui bio-massa atau biogas yang dicampurkan dengan batu bara,” ucap dia.
Yang kedua, di lokasi PLTU harus membangun PLTS dengan pembiayaan atau investasi diserahkan pada kebijakan PT PJB. “Semua personil PT PJB agar memasang PLTS Roof Top, yang dimulai dari komisaris dan BoD PJB,” ujar dia.
Pesan selanjutnya, Rida mengatakan, Menteri ESDM menanyakan mengenai perkembangan PLTA Cirata. “Dan terakhir, Menteri ESDM berpesan PJB dapat memfaatkan waduk yang telah dibangun Kementerian PUPR untuk digunakan bagi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) atau PLTA.Pesan yang disampaikan merupakan bagian dari program 100 hari Kementerian ESDM,” tutup Rida. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda