Listrik Indonesia | Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) berencana memberikan serangkaian insentif untuk kendaraan listrik pada tahun 2024 dengan kuota sebanyak 50 ribu unit. Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong perkembangan ekosistem industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang mempersiapkan insentif-insentif tersebut. Ia berharap bahwa pada Januari atau Februari tahun depan akan hadir model-model kendaraan listrik yang lebih baik. Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Dekarbonisasi Sektor Transportasi yang dilihat secara online, Selasa (07/11/2023).
"Kita lagi mempersiapkan suatu insentif di mana ke depan, mudah-mudahan tahun depan ini mungkin Januari (atau) Februari akan datanglah model-model yang lebih baik. Jadi kita akan do something lah, ke depan kita perlu support," katanya.
Rachmat juga mengakui bahwa kendaraan listrik umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional karena komponen baterai yang lebih mahal. Oleh karena itu, diperlukan dorongan agar masyarakat lebih tertarik untuk membeli kendaraan listrik.
"Faktanya mobil dan motor listrik kalau nggak ada dorongan, harganya lebih mahal untuk kelas yang sama karena baterai memang harganya lebih mahal. Jadi harganya lebih mahal, pilihannya nggak banyak, ini lah yang perlu kita intervensi," ungkapnya.
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai program bantuan, termasuk pemberian subsidi sebesar Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik baru kepada warga yang berusia minimal 17 tahun dan memenuhi syarat memiliki KTP.
Selain itu, untuk mobil listrik dan bus listrik, pemerintah memberikan insentif seperti pengurangan PPN dari 11% menjadi 1%, pembebasan PPnBM menjadi 0%, dan izin operasi bebas ganjil genap. Namun, syaratnya adalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%.
Semua langkah ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengguna kendaraan listrik, dengan harapan bahwa pada tahun 2030 akan ada sekitar 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik yang digunakan di Indonesia.
"Memang hari ini penggunanya belum banyak. Target pemerintah itu 2030 ada 2 juta mobil dan 13 juta motor listrik, jadi 10% populasi. Itu goal kita. Oleh karena itu kita mau dorong," pungkasnya.
