PLN “Bawa Oleh-Oleh” Empat Kesepakatan dari COP 28, Simak Ulasannya

PLN “Bawa Oleh-Oleh” Empat Kesepakatan dari COP 28, Simak Ulasannya
Dalam kesepakatan di COP28 Dubai, PLN akan mengakselerasi pengembangan Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mengurangi emisi hingga 127 juta ton CO2 pada tahun 2030.

Listrik Indonesia | PT PLN, perwakilan Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab, meraih sejumlah kesepakatan strategis dengan pihak-pihak kunci, menandai langkah serius Indonesia dalam mempercepat transisi ke energi bersih dan berkelanjutan. Kesepakatan tersebut ditandatangani di hadapan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Minggu (03/12/2023).

Dalam acara tersebut, PLN menjalin kerjasama dengan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP), The US National Renewable Energy Laboratory (NREL), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), Asian Development Bank (ADB), Cirebon Electric Power (CEP), dan Indonesia Investment Authority (INA).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN berkomitmen untuk terlibat dalam ratusan proyek transisi energi melalui Comprehensive Investment & Policy Plan (CIPP) skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Hal tersebut ia ungkapkan, Senin (04/12/2023).

Dalam kesepakatan di COP28 Dubai, PLN akan mengakselerasi pengembangan Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mengurangi emisi hingga 127 juta ton CO2 pada tahun 2030.

"Kami mengerahkan best effort kami dalam menjalankan transisi energi ini. Kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami memerlukan kolaborasi global dari sisi kebijakan, teknologi, inovasi serta investasi dalam menyelamatkan bumi," ungkapnya.

Pertama, PLN akan bekerja sama dengan The US National Renewable Energy Laboratory (NREL) untuk studi pengembangan control center PLN, memanfaatkan inovasi teknologi terkini guna mempercepat pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) agar pembangkit EBT bisa beroperasi secara efisien dan ekonomis. 

Kerja sama ini akan fokus pada studi integrasi sistem jaringan di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, tiga wilayah yang memiliki potensi EBT besar.

"Transisi tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya transmisi. Maka, kerja sama dalam inovasi teknologi membuat jaringan transmisi yang andal dan mampu menjadi solusi dari mismatch sumber EBT ke demand menjadi sangat penting. Upaya ini mampu mengakselerasi peningkatan penggunaan EBT," katanya.

Kedua, Dalam kerjasama dengan GEAPP, PLN akan menggali proyek potensial untuk menurunkan emisi karbon di sektor ketenagalistrikan dengan menggantikan pembangkit berbasis energi fosil ke energi domestik sesuai dengan potensi wilayah. 

Pilihan solusi termasuk dedieselisasi, infrastruktur kendaraan listrik, dan pengembangan EBT di Indonesia.

Ketiga, PLN juga menyepakati kerja sama dengan PT SMI dan KfW untuk memanfaatkan Project Development Facility (PDF) yang dikelola oleh PT SMI untuk proyek Pumped Storage Hydroelectric Power Plant. 

KfW dan PT SMI akan memberikan dukungan dalam bentuk studi kelayakan dan penilaian lingkungan serta sosial pada tahapan persiapan proyek PLTA Grindulu Pumped Storage 4x250 MW dan PLTA Sumatera Pumped Storage 2x250 MW.

Keempat, PLN bersama CEP, ADB, dan INA berkomitmen untuk mempercepat pemensiunan operasional PLTU Cirebon pada Desember 2035, lebih awal daripada jadwal awal Juli 2042. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi emisi hingga 30 juta ton CO2.

"Di bawah arahan Ibu Sri Mulyani, kami bisa mendapatkan dukungan green financing country platform untuk mengekspansi upaya kami dalam transisi energi. Di bawah skema pendanaan inilah kami mampu mengekspansi proyek EBT kami hingga 21,6 GW," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Energi Terbarukan

Index

Berita Lainnya

Index