Listrik Indonesia | PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mengirimkan emas batangan perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) di Pulogadung, Jakarta, pada Rabu (12/2/2024). Pengiriman ini menandai langkah penting PTFI sebagai perusahaan tembaga terintegrasi pertama di Indonesia yang memurnikan lumpur anoda menjadi emas murni.
Dalam pengiriman perdana ini, sebanyak 125 kilogram emas batangan dikirim dengan nilai mencapai Rp207 miliar dan kadar kemurnian 99,99 persen. “Pengiriman perdana ini adalah tonggak penting dalam upaya hilirisasi emas di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam serta mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045,” ujar Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, dalam keterangan resminya, Kamis (13/02/2025).
Tony juga menegaskan bahwa insiden di salah satu fasilitas Smelter PTFI tidak menghentikan komitmen perusahaan untuk terus menjalankan program hilirisasi. Ia menjelaskan, pembangunan PMR yang telah rampung dan mulai memproduksi emas murni merupakan bukti nyata keseriusan PTFI dalam mendukung hilirisasi.
“Dalam prosesnya, PTFI berhasil memurnikan sekitar 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 189 kilogram emas batangan, dengan 125 kilogram telah memenuhi standar fine gold purity 99,99 persen. Sisanya, sebanyak 64 kilogram, akan diolah ulang untuk mencapai standar kemurnian tersebut,” tambah Tony.
Di sisi lain, Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, menilai kemitraan ini sebagai wujud nyata komitmen bersama dalam mendukung pengembangan industri pengolahan mineral di Indonesia. “Kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan daya saing di pasar global dan mengurangi ketergantungan pada produk impor,” ujar Nico.
Nico juga menyebutkan bahwa sinergi dengan PTFI memperkuat lini bisnis emas logam mulia ANTAM sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat akan investasi emas. Melalui penguatan pengadaan bahan baku domestik, ANTAM juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Pada November 2024, PTFI dan ANTAM menandatangani perjanjian jual beli emas murni dengan kadar kemurnian 99,99 persen. Perjanjian tersebut, yang disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, mencakup komitmen ANTAM untuk membeli hingga 30 ton emas per tahun dari PTFI. Emas tersebut akan diolah lebih lanjut di fasilitas ANTAM menjadi produk logam mulia.
Selain emas, Tony juga mengungkapkan bahwa PTFI berencana memperluas hilirisasi ke logam lainnya, seperti perak dan Platinum Group Metals. Dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas, 200 ton perak, serta 30 kilogram platinum dan 375 kilogram paladium per tahun, PMR PTFI menjadi salah satu produsen utama logam mulia di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, PTFI dan ANTAM berkomitmen untuk mendukung pembangunan industri pertambangan nasional yang kompetitif. Hilirisasi dalam negeri diharapkan menciptakan nilai tambah yang lebih besar, mendukung visi Indonesia Emas 2045, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.(KDR)
