Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) menyerukan sinergi multipihak guna mempercepat transisi energi hijau di Indonesia, sejalan dengan target pemerintah mencapai swasembada energi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ajakan ini disampaikan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam panel diskusi Mandiri Investment Forum 2025 di Jakarta.
Tantangan dan Strategi Pengembangan Energi Terbarukan
Dalam paparannya, Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Menurutnya, potensi energi terbarukan seperti surya, angin, dan hidro tersebar di wilayah terpencil, sementara pusat beban listrik berada di daerah padat penduduk. Untuk menjembatani kesenjangan ini, PLN merencanakan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 63.000 kilometer hingga 2040.
“Infrastruktur transmisi adalah tulang punggung transisi energi. Tanpa jaringan yang memadai, potensi energi bersih kita tidak bisa dimanfaatkan optimal,” tegas Darmawan.
Investasi USD 235 Miliar dan Skema Pendanaan Inovatif
PLN memperkirakan kebutuhan investasi sebesar USD 235 miliar hingga 2040 untuk membangun sistem energi rendah karbon. Darmawan menyebut, pendanaan ini tidak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga melibatkan skema public-private partnership (PPP) dan pembiayaan global.
“Proyek energi bersih harus bankable dan berisiko terkelola. Kami menyiapkan regulasi pendukung serta insentif untuk menarik investor domestik maupun asing,” jelasnya.
Inovasi Teknologi: Smart Grid hingga Energi Nuklir
Selain infrastruktur, PLN menggarap penerapan teknologi mutakhir seperti smart grid untuk meningkatkan efisiensi distribusi listrik. Tidak hanya itu, pemanfaatan energi nuklir skala kecil (SMR) juga sedang dikaji sebagai solusi pasokan energi stabil dan ramah lingkungan.
“Kami terbuka terhadap semua opsi teknologi, asal memenuhi prinsip keberlanjutan dan keamanan,” tambah Darmawan.
Kolaborasi Global Kunci Atasi Perubahan Iklim
Darmawan menegaskan, transisi energi bukan hanya tanggung jawab Indonesia, tetapi juga komitmen global. Ia mendorong kerja sama internasional dalam alih pengetahuan, pendanaan, dan kebijakan untuk mencapai target Paris Agreement.
“Perubahan iklim adalah krisis lintas batas. Solusi lokal harus diperkuat dengan dukungan global. Dengan kolaborasi, Indonesia bisa menjadi pemimpin transisi energi dunia,” ujarnya.
Komitmen pada Generasi Mendatang
Transisi energi, menurut Darmawan, bukan sekadar memenuhi kewajiban internasional, tetapi bentuk tanggung jawab pada generasi penerima. “Ini soal masa depan anak cucu kita. Dengan mengurangi impor energi fosil dan mengembangkan sumber domestik, kita ciptakan ketahanan energi sekaligus udara yang lebih bersih,” pungkasnya.
Dengan langkah strategis ini, PLN optimis Indonesia mampu mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat, seiring dukungan semua pemangku kepentingan.
