Listrik Indonesia | Upaya menurunkan emisi karbon menjadi bagian penting dari arah kebijakan energi Indonesia saat ini. Pemerintah telah menargetkan pencapaian net zero emission pada tahun 2060, yang berarti diperlukan transformasi signifikan dalam sistem penyediaan energi. Dalam proses ini, perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) serta penyedia jasa Operation and Maintenance (O&M) memiliki peran yang strategis, terutama dalam menghadirkan pembangkit listrik rendah emisi dan menjaga efisiensi operasionalnya.
Didirikan pada tahun 2004, PT Medco Power Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang IPP dan O&M. Saat ini, perusahaan tersebut telah mengelola kapasitas lebih dari 3.100 MW di 15 lokasi di Indonesia.
Dalam Majalah Listrik Indonesia, Edisi 104, Direktur Utama Medco Power, Eka Satria menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan isu utama yang tak terhindarkan dan akan mendorong semua pelaku industri untuk bergerak ke arah energi terbarukan.
“Ini hanya masalah waktunya saja, tapi ini satu keniscayaan. Semua pasti akan pindah ke energi baru terbarukan,” ujar Eka.
Menyikapi tantangan demikian, Medco Power telah merumuskan climate aspiration Medco Energy yang sejalan dengan target nasional.
“Kami memperluas portofolio energi terbarukan dan mencapai net zero emissions untuk scope 1, scope 2 pada tahun 2050 dan scope 3 pada tahun 2060, sejalan dengan program transisi energi pemerintah,” tambahnya.
Potensi energi terbarukan di Indonesia dinilai masih besar. Menanggapi hal ini, Medco Power aktif mengembangkan proyek-proyek pembangkit rendah karbon, termasuk proyek panas bumi tahap pertama di Ijen berkapasitas 35 MW, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Bali Timur sebesar 25 MWp, serta konversi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) ELB Batam menjadi pembangkit combined cycle dengan tambahan kapasitas 39 MW.
Eka menyampaikan bahwa efisiensi dan pemanfaatan teknologi tepat guna menjadi perhatian utama dalam proyek-proyek Medco Power. Langkah ini ditujukan untuk mendukung pasokan energi nasional sekaligus menjaga arah transisi menuju energi bersih.
“Kami baru saja COD (commercial operation date) PLTP Ijen, kami juga dapat penugasan di Bonjol (Sumatera Barat). Insya Allah Juni ini kita juga akan memulai kegiatan eksplorasi. Lalu kami ada juga penugasan di Samosir (Sumatera Utara) dan tentunya kami akan terus mengembangkan Sarulla,” jelasnya.
Selain panas bumi, Medco Power juga mengembangkan PLTS skala industri. Perusahaan ini merupakan pengembang pertama yang memasok tenaga surya berkapasitas 26 MWp ke kawasan industri tambang di Sumbawa.
“Kami juga perusahaan pertama yang mengembangkan PV skala industri di Bali, mudah-mudahan setelah ini Bali Timur 25 MWp yang disuplai ke PLN akan memasuki masa operasi komersial, lalu disusul Bali Barat, dan tentunya energi terbarukan lainnya,” ucap Eka.
