Listrik Indonesia | PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding dari PLN yang bertanggung jawab atas penyediaan energi primer, mencatat kinerja keuangan yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Pendapatan perusahaan melonjak menjadi Rp 41,91 triliun naik 107% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengungkapkan bahwa lonjakan pendapatan ini ditopang oleh peningkatan penjualan gas serta pertumbuhan bisnis beyond kWh dari anak-anak perusahaan, khususnya di sektor transportasi dan perdagangan batu bara.
“Kami terus memperkuat fondasi bisnis agar semakin adaptif terhadap tantangan industri energi. Pendapatan dari gas tetap menjadi penopang utama, namun kini ditambah dengan kontribusi yang makin signifikan dari bisnis-bisnis non-tradisional,” ujar Rakhmad.
Pertumbuhan pendapatan turut mendorong kenaikan laba bersih yang tercatat mencapai Rp 2,24 triliun. Angka ini naik 54% dibandingkan laba tahun 2023 yang sebesar Rp 1,45 triliun. PLN EPI juga mencatat EBITDA sebesar Rp 3,64 triliun atau tumbuh hampir 50% dari capaian tahun sebelumnya, menandakan efisiensi operasional yang semakin baik.
“Kami terus melakukan optimalisasi biaya di seluruh lini, termasuk dalam rantai logistik dan suplai energi. Efisiensi ini penting untuk menjaga profitabilitas tanpa mengorbankan keandalan pasokan,” tambahnya.
Sektor beyond kWh menjadi motor pertumbuhan baru bagi perusahaan. Kontribusi dari lini ini pada 2024 mencapai Rp 6,11 triliun—naik 20% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh volume penjualan dan jasa transportasi batu bara yang meningkat signifikan.
Melihat capaian ini, PLN EPI menegaskan perannya sebagai penggerak utama dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung transisi menuju energi yang lebih bersih.
“Kami siap mendukung sistem energi nasional yang lebih berkelanjutan. Selain gas dan batu bara, kami juga mengembangkan biomassa, LNG, dan integrasi pasokan untuk pembangkit energi bersih,” tutup Rakhmad.
