Current Date: Senin, 22 September 2025

PKS Desak Pemerintah Hentikan Rangkap Fungsi Danantara

PKS Desak Pemerintah Hentikan Rangkap Fungsi Danantara
PKS Minta Danantara Jadi Holding BUMN

Listrik Indonesia | Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mulyanto, menilai peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebaiknya dipusatkan sebagai holding BUMN saja, tanpa merangkap fungsi sebagai sovereign wealth fund (SWF). 

Menurut Mulyanto, jika peran Danantara terlalu melebar, fungsi utamanya dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN justru akan terganggu. Ia mencontohkan kasus penyelamatan keuangan PT KAI yang terbebani utang dari proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (KCIC/Whoosh). Dalam kasus itu, kata dia, Danantara semestinya fokus pada pembenahan manajemen dan strategi efisiensi, bukan ikut terlibat langsung dalam skema pembiayaan. 

“Penataan peran ini penting agar Danantara bisa benar-benar fokus pada tugas utama, yakni mendayagunakan aset dan menyehatkan BUMN. Sementara urusan pengelolaan dana investasi biarlah ditangani lembaga yang memang sudah berpengalaman, yaitu INA,” jelasnya. 

Ia menegaskan, Indonesia Investment Authority (INA) seharusnya diposisikan sebagai satu-satunya lembaga SWF nasional dengan mandat penuh mengelola investasi, berorientasi keuntungan, sekaligus menarik mitra global melalui skema co-investment. 

“Kinerja Danantara bisa diukur dari efisiensi BUMN yang dibinanya. Sedangkan kinerja INA dilihat dari tingkat pengembalian investasinya (ROI),” tambah anggota DPR RI periode 2019–2024 tersebut. 

Mulyanto menilai langkah ini penting untuk mencegah tumpang tindih fungsi antar-lembaga. Dengan begitu, tidak ada lagi “matahari kembar” dalam peran SWF nasional. Pemerintah pun bisa lebih jelas dalam memetakan strategi pengelolaan aset negara: Danantara fokus sebagai holding BUMN, sementara INA menjalankan peran SWF secara murni. 

Ia juga menilai, bila modal dasar INA ditingkatkan, lembaga tersebut akan semakin kuat menarik investor global, sehingga pengelolaan aset negara bisa lebih transparan, produktif, dan kompetitif di tingkat internasional. 

Sejauh ini, Danantara lebih sering terlibat dalam skema pembiayaan ulang dan penanganan utang BUMN strategis, mulai dari proyek kereta cepat hingga restrukturisasi Garuda Indonesia. Kondisi ini membuat peran Danantara kerap terlihat lebih sebagai “pemadam kebakaran” ketimbang SWF yang berorientasi pada keuntungan. 

Sementara itu, INA dinilai sudah menunjukkan kiprahnya sebagai SWF melalui investasi di berbagai sektor, termasuk infrastruktur, energi terbarukan, digital, dan kesehatan, serta sukses menggandeng co-investor global.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Danantara

Index

Berita Lainnya

Index