Listrik Indonesia | Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia semakin mendorong kebutuhan infrastruktur pengisian daya. Saat ini, terdapat dua opsi utama yang bisa dipilih pengguna mobil listrik, yakni home charging di rumah dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Keduanya memiliki kelebihan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sesuai kebutuhan penggunaan harian maupun perjalanan jarak jauh.
Biaya Pengisian
Dari sisi biaya, home charging lebih ekonomis. Tarif listrik rumah berada di kisaran Rp1.352 per kWh, jauh lebih rendah dibandingkan tarif SPKLU yang berada pada rentang Rp1.650–2.475 per kWh. Perbedaan ini menjadi salah satu alasan utama mayoritas pengguna EV lebih memilih mengisi daya di rumah.
Kecepatan Pengisian
SPKLU unggul dari sisi kecepatan. Dengan teknologi DC fast charging, mobil listrik dapat terisi penuh dalam 30–60 menit, bahkan ultra-fast charging hanya membutuhkan 10–20 menit. Sebaliknya, home charging dengan daya standar memerlukan waktu 6–12 jam untuk pengisian penuh.
- Baca Juga Menempuh 500 Kilometer Tanpa Bensin
Kenyamanan dan Aksesibilitas
Home charging menawarkan kenyamanan karena bisa dilakukan kapan saja, terutama di malam hari. Namun, fasilitas ini baru bisa dimanfaatkan pemilik rumah dengan instalasi khusus, sehingga tidak semua pengguna dapat mengaksesnya, terutama di kawasan apartemen.
Sementara itu, SPKLU bersifat publik dan biasanya ditempatkan di lokasi strategis seperti mal, rest area, atau pusat kota. Meski demikian, jumlahnya masih terbatas, terutama di luar kota besar.
Kontrol dan Reliabilitas
Charger pribadi di rumah umumnya lebih dapat diandalkan karena selalu tersedia dan dapat dilengkapi fitur pintar untuk memantau konsumsi energi. Sebaliknya, SPKLU menghadapi tantangan ketersediaan dan antrean, serta variasi dalam sistem pembayaran.
Perspektif Pengguna
Sejumlah pemilik kendaraan listrik menilai home charging lebih sesuai untuk kebutuhan sehari-hari. “Tarif SPKLU jauh lebih mahal dibanding tarif listrik di rumah... Kelebihan utama SPKLU itu DC fast charging... mending ngecas di rumah aja,” tulis seorang pengguna EV di forum daring.
Hasil survei juga menunjukkan mayoritas pengguna mobil listrik di Indonesia lebih sering melakukan pengisian di rumah, terutama bagi mereka yang berkendara dengan jarak tempuh harian tidak terlalu jauh.
Kesimpulan
Pemilihan metode pengisian daya kendaraan listrik sangat bergantung pada pola penggunaan.
Home charging lebih cocok untuk penggunaan harian karena lebih murah dan praktis.
SPKLU diperlukan saat perjalanan jarak jauh atau kondisi darurat karena menawarkan pengisian cepat.
Kombinasi keduanya dinilai sebagai solusi paling ideal: mengisi daya di rumah untuk kebutuhan rutin, dengan tetap mengandalkan SPKLU saat bepergian ke luar kota.
