Hadiri Kongres Energi Dunia, Menteri ESDM Coba 'Unjuk Gigi'

Hadiri Kongres Energi Dunia, Menteri ESDM Coba 'Unjuk Gigi'
Ministrial Roundtable Meeting World Energy Congress (WEC) di Rotterdam, Belanda, Rabu (24/04/2024). (Dok: YouTube World Energy Council)

Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (e-NDC). Hal tersebut ia ungkapkan saat menghadiri Ministrial Roundtable Meeting World Energy Congress (WEC) di Rotterdam, Belanda, pada Rabu (24/04/2024). 

"Dalam dokumen tersebut, Indonesia meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 32%, dari sebelumnya 29% dengan upaya sendiri, dan 43% melalui bantuan internasional, dari yang sebelumnya 41%," ungkapnya.

Arifin juga menyoroti pentingnya sumber daya mineral kritis dalam mencapai target pengurangan emisi. Mineral ini menjadi bahan dasar dalam teknologi bersih seperti panel surya, yang sejalan dengan upaya Indonesia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

"Hal itu sejalan dengan usaha pemerintah Indonesia untuk mengurangi penggunaan sumber bahan bakar fosil dan meningkatkan pemanfaatan sumber energi yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT)," katanya.

Selain itu, Indonesia juga mendorong pergeseran menuju mobil listrik dan inovasi di sektor industri untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi. 

"Di sektor industri, inovasi untuk mengganti boiler konvensional dengan boiler listrik dan teknologi pompa panas dapat meningkatkan efisiensi energi sebesar 75%-95% dan mengurangi emisi sebesar 20%-60%. Juga mengintensifkan teknologi penangkapan dan penyimpanan CO2 dalam produksi hidrogen untuk industri baja dan petrokimia," jelasnya.

Arifin menekankan bahwa kolaborasi antarnegara dan dengan semua pemangku kepentingan domestik diperlukan untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

"Kolaborasi tidak hanya didasarkan pada prinsip-prinsip perdagangan dan investasi, tetapi juga mempertimbangkan keuntungan antar pihak, dengan peningkatan industri lokal, konten lokal, penciptaan lapangan kerja, dan interkonektivitas regional serta pendanaan," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Kementerian ESDM

Index

Berita Lainnya

Index