Listrik Indonesia | PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera, yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, melanjutkan upaya reaktivasi sumur idle dalam tahap batch kedua dengan menggandeng tiga mitra baru. Penandatanganan kerja sama melibatkan PT Bukitapit Bumi Persada, PT Jaya Barokah Energi, dan PT Jimmulya Papua Energi, di Jakarta.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) di Wilayah Kerja PHR Regional 1 Sumatera dan mendukung pencapaian target pemerintah untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2030. Selain itu, program ini diharapkan dapat menjaga dan mengoptimalkan cadangan minyak yang tersisa.
PHR Regional 1 Sumatera pertama kali memulai kerja sama pengelolaan sumur idle pada tahun 2023. Pada batch pertama, kerja sama dijalin dengan PT Usaha Soemoer Toea dan PT Putra Etam Lestari untuk mengelola 20 sumur di beberapa struktur, termasuk Struktur Kampung Minyak dan Struktur Arahan di PEP Limau Field, Zona 4.
BACA JUGA: Proyek CCS Bisa Menyulap Indonesia Jadi Superpower Karbon
Di batch kedua yang dimulai pada akhir 2023, PHR memperluas kemitraan dengan enam mitra baru untuk mengelola 55 sumur yang tersebar di Struktur Ukui (PEP Lirik Field, Zona 1), Struktur Tempino dan Kenali Asam (PEP Jambi Field, Zona 1), serta Struktur Sungai Lilin dan North Kluang (PEP Ramba Field, Zona 4). Pada tahap lanjutan batch kedua ini, tiga mitra baru dilibatkan untuk mengelola 28 sumur tambahan di Struktur Kampung Minyak dan Struktur Sungai Lilin.
VP Production & Operation PHR Regional 1 Sumatera, Heru Irianto, menekankan bahwa program ini menunjukkan komitmen PHR sebagai pelopor dalam inisiatif reaktivasi sumur idle. "Kami berupaya maksimal untuk memulai program ini, sebagai wujud kontribusi PHR dalam peningkatan produksi migas nasional. Dalam operasional di lapangan, kami berharap para mitra dapat mematuhi aturan yang berlaku, menjaga aspek HSSE, serta tetap memperhatikan lingkungan sekitar," jelas Heru dikutip pada Senin, (18/11).
BACA JUGA: Jejak Seorang Insinyur Menggapai Kesuksesan di Industri Kelistrikan
Sementara itu, Firdaus Wajdi, Subkoordinator Penyiapan Wilayah Kerja Migas Non Konvensional, mengapresiasi langkah reaktivasi sumur-sumur idle oleh PHR sebagai bagian dari strategi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi migas domestik. "Langkah ini adalah salah satu inisiatif penting dari pemerintah, di mana insentif diberikan untuk mendukung perusahaan-perusahaan migas yang ingin mengaktifkan kembali sumur tidak produktif, baik melalui program efisiensi maupun teknologi baru," ungkap Firdaus.
Menambahkan hal tersebut, Yunianto, Senior Manager Produksi SKK Migas, menyebutkan bahwa upaya reaktivasi ini merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan produksi migas secara nasional. "Reaktivasi sumur idle menjadi bagian dari rencana jangka menengah pemerintah hingga 2025. Dengan teknologi efisien dan ramah lingkungan, kami berharap produksi nasional terus meningkat," tuturnya.
Ke depan, PHR sedang mempersiapkan penandatanganan perjanjian untuk batch ketiga yang akan dilaksanakan secara paralel, sesuai arahan Menteri ESDM terkait pengelolaan sumur idle ini. (RDK)
