Listrik Indonesia | PT PLN Indonesia Power (PLN IP) bersama Bank Indonesia (BI) terus menunjukkan komitmen dalam mendukung transisi energi ramah lingkungan melalui pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan campuran energi primer (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kerja sama ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi batu bara sekaligus mendorong pengurangan emisi karbon di Indonesia.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan konsep waste to energy dan target pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060. "Program convert waste to energy ini merupakan bentuk sinergi yang saling menguntungkan. Tidak hanya mendukung penyediaan listrik yang andal, tetapi juga mempercepat transisi energi hijau," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PLN Indonesia Power dan BI, yang diwakili oleh Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim.
LRUK untuk Cofiring: Efisiensi dan Ramah Lingkungan
Menurut Edwin, LRUK memiliki potensi besar sebagai bahan campuran energi primer di PLTU. LRUK mengandung biomassa yang tinggi dan dapat berfungsi sebagai green booster untuk akselerasi transisi energi nasional. Saat ini, PLN Indonesia Power telah mengoperasikan program cofiring berbasis biomassa di 20 unit PLTU, dan jumlah ini diharapkan terus bertambah pada masa mendatang.
"Program cofiring ini merupakan bagian dari upaya kami mendukung transisi energi menuju target NZE 2060. Kami berkomitmen untuk terus memperluas pemanfaatan biomassa, termasuk LRUK, di berbagai PLTU," tambah Edwin.
Pemanfaatan LRUK telah diimplementasikan di beberapa PLTU, seperti PLTU Jawa Tengah (Jateng) 2 Adipala, Bengkayang, dan Asam-Asam. Di PLTU Jateng 2 Adipala, pengujian awal telah dilakukan pada November 2023, yang dilanjutkan dengan performance test bersama PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang). Sementara itu, PLTU Bengkayang telah berhasil menggunakan LRUK dengan kontribusi biomassa mencapai 4 persen hingga Mei 2024. Di PLTU Asam-Asam, pengujian tahap awal dilakukan pada Desember 2024 dengan kontribusi biomassa sebesar 5 persen.
Marlison Hakim menyatakan bahwa BI berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sejak proses produksi hingga pemusnahan uang. LRUK yang dihasilkan memiliki kandungan biomassa tinggi, tidak mengandung bahan berbahaya, dan aman digunakan sebagai bahan bakar.
"LRUK ini melalui pengujian dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terbukti tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Kandungan biomassa yang tinggi menjadikannya pilihan ideal untuk mendukung visi lingkungan PLN Indonesia Power," jelas Marlison.
Ke depan, kerja sama ini akan diperluas ke seluruh wilayah kerja Bank Indonesia melalui kantor perwakilan di berbagai daerah. Hal ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan program cofiring di PLTU milik PLN Indonesia Power.
PLN Indonesia Power terus berinovasi dalam mendukung transformasi energi yang berkelanjutan, berfokus pada pengurangan emisi karbon dan efisiensi energi. Pemanfaatan LRUK tidak hanya menciptakan solusi bagi pengelolaan limbah, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mencapai target NZE pada 2060.
Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang erat antara sektor energi dan keuangan dalam mewujudkan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia.
